PP Riyadlus Sholihin Kaji Tafsir tanpa Kehadiran Ratusan Santri

Asatidz Ponpes Riyadlus Sholihin mengikuti kajian kitab Tafsir Al Jalalain. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Di tengah pandemi Covid-19, Ponpes Riyadlus Sholihin, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, tetap mengadakan kajian kitab. Kajian pada Ramadan tahun ini hanya diikuti secara langsung oleh para asatidz. Namun, masih bisa dinikmati secara online melalui facebook dan YouTube.
Ponpes Riyadlus Sholihin di Kelurahan Ketapang, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, tampak sepi. Ketika Ramadan, biasanya di pesantren ini ribuan santri belum pulang. Mereka masih harus mengikuti kajian kitab yang diampu sejumlah asatidz.
Lantaran adanya pandemi virus korona, ribuan santri pesantren ini dipulangkan sebelum Ramadan. Namun, kegiatan Dauroh Ramadhaniah yang istiqamah digelar saban tahun masih dilaksanakan. Meski terpaksa harus dihelat tanpa diikuti langsung oleh ratusan santri.
Di masjid pesantren hanya belasan asatidz yang tengah mengikuti kajian kitab Tafsir Jalalain yang diampu Ustad Ahmad Ridwan. Biasanya, kajian kitab ini diikuti oleh ratusan santri yang sudah duduk ke kelas IX Madrasah Tsanawiyah.
Selain tidak diikuti ratusan santri secara langsung, kajian kitab ini diadakan secara online live streaming facebook dan YouTube. Kajian ini digelar secara daring (dalam jaringan) dengan harapan para santri yang kini berada di rumah masing-masing tetap bisa mengikuti dan menyimak kajian kitab yang sudah biasa diadakan selama Ramadan.
“Kajian kitab Tafsir Al Jalalain ini kami adakan langsung mulai pukul 8 malam sampai pukul 10 malam. Ada sekitar 15 asatidz yang mengikuti kegiatan ini,” ujar Pimpinan Riyash Media M. Sholihin, Kamis (7/5) yang menyiarkan langsung kajian kitab itu di media sosial.
Pada tahun-tahun sebelumnya, kata Solihin, kajian kitab ini diikuti sekitar 200 santri putra dan 200 santri putri secara tatap muka. Namun, di tengah pandemi virus korona, kajian kitab hanya diikuti sekitar 15 asatidz.
“Kami live-kan di facebook dan YouTube. Kami juga umumkan dan share ke semua grup terkait kajian kitab Tafsir Al Jalalain yang diadakan secara live streaming,” ujarnya.
Sholihin mengatakan, adanya kajian kitab secara live streaming banyak dampak positif atau manfaat yang dirasakan. Pertama, kajian kitab ini tidak hanya bisa diikuti para santri, tetapi juga masyarakat umum. Selain itu, kajian kitab online ini saat para santri berhalangan atau ada uzur untuk mengikuti langsung, bisa memutar kembali pada waktu lain.
“Kajian kitab ini tidak diwajibkan kepada para santri, tetapi kami imbau untuk mengikuti secara online,” katanya.
Meski pengajian yang sama tetap digelar, namun suasana kajian selama Ramadan seperti tahun-tahun sebelumnya membuat sejumlah santri kangen. Suasana kebersamaan dan dengan sama-sama menyimak keterangan pengampu menjadi keseruan tersendiri.
Seperti diungkapkan Moch. Nurul Huda. Santri yang mengikuti pengajian kita secara langsung ini mengatakan, suasana kajian kitab dirasa lebih nyaman pada tahun-tahun sebelumnya. Karena diikuti banyak santri, sehingga suasana kajian terasa lebih hidup.
“Ada sisi positifnya juga kajian yang diadakan saat ini dibuat live streaming, para santri ataupun masyarakat umum bisa mengikuti kajian kitab ini,” ujar santri asal Kelurahan Kebonsari Wetan, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo itu.
Mamat. Santri yang kini berada di rumahnya ini mengaku ingin merasakan mengikuti kajian kitab di pondok secara bersama-sama dengan santri lainnya. Namun, adanya pandemi corona, membuat dirinya dan santri lainnya harus pulang lebih awal.
Supaya tidak ketinggalan kajian kitab di pesantren, Mamat menyempatkan diri untuk mengikuti live streaming melalui media sosial. “Pernah sih tidak ikut langsung live streaming. Enaknya, bisa saya dengerin dan putar ulang saat jam longgar,” tambahnya. [wap]

Tags: