Pra PON Jatim Bukan Tolok Ukur Main di PON XIX

Sejumlah pelatih dan pengurus cabor saat mengikuti Evaluasi Hasil Pra Kualifikasi PON dan Capaian Kontingen Jatim pada PON XIX/2016 di Jawa Barat (Jabar) di Hotel Simpang, Surabaya, Kamis (10/12). [wawan triyanto/bhirawa]

Sejumlah pelatih dan pengurus cabor saat mengikuti Evaluasi Hasil Pra Kualifikasi PON dan Capaian Kontingen Jatim pada PON XIX/2016 di Jawa Barat (Jabar) di Hotel Simpang, Surabaya, Kamis (10/12). [wawan triyanto/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa.
Atlet Jatim yang berhasil meraih medali perak maupun perunggu di Pra Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (Pra PON) dan meraih tiket berlaga di PON Jabar 2016 masih belum bisa tenang. Karena KONI Jatim menganggap hasil Pra PON bukan tolok ukur utama untuk bertanding di PON, karena masih ada beberapa pertimbangan lain.
“Banyak pertimbangan hasil Pra PON kemarin tidak bisa dijadikan tolok ukur bahwa prestasi itu yang sesungguhnya,” kata Wakil Ketua KONI Jatim, M Nabil kepada wartawan pada acara Evaluasi Hasil Pra Kualifikasi PON dan Capaian Kontingen Jatim pada PON XIX/2016 di Jawa Barat (Jabar) di Hotel Simpang, Surabaya, Kamis (10/12).
Menurutnya, ada beberapa cabang olahraga (cabor) yang berlaga di babak kualifikasi PON berhasil memenuhi target emas KONI Jatim. Misalnya, ada cabor yang ditarget tiga emas dapat lima emas. “Raihan prestasi ini bisa jadi karena kebetulan, prestasi luar biasa atau lawan main tidak maksimal,” ujarnya.
Kedua, sistem yang dipakai Pra PON ada yang by number, by name, kuota dan wilayah. “Yang ketiga, tentunya ketidakikutsertaan Jabar tidak ikut Pra PON. Tidak tampilnya atlet Jabar di Pra PON menjadi pertimbangan sendiri,” ucapnya.
Selama mengikuti Pra PON, Jatim telah meloloskan 43 cabor dari 56 cabor yang dipertandingkan di PON Jabar. Dari 43 cabor itu, Jatim tampil di 550 nomor dari 755 nomor yang dilagakan di PON tahun depan itu. Sedangkan, cabor yang tidak lolos yaitu Drumband, Softball putri dan Hoki putra.
KONI Jatim akan mengawal betul atlet-atletnya yang berhasil meraih emas di Pra PON. Mereka dikawal dengan program tes fisik, kesehatan dan psikologi yang dilakukan pakar di bidangnya masing-masing.
“Bagaimana bisa mengawal emas itu di PON dengan tiga pilar itu. Jangan kemudian emas turun jadi perak. Itu jadi prioritas kita. Yang meraih perak diupayakan bisa naik menjadi emas,” paparnya.
Untuk itu, KONI Jatim akan memusatkan seluruh atlet yang lolos ke PON dalam Puslatda sentralisasi. “Kalau sudah masuk puslatda sentralisasi, maka sangat mudah bagi Satlak KONI melakukan kontrol. Beda dengan puslatda desentralisasi,” ungkapnya. [wwn]

Tags: