Prajurit Paskhas TNI AU Iswahyudi Terjun Hiasi Langit Magetan

Prajurit Baret Jingga Paskhas TNI AU Lanud Iswahyudi saat pendaratan di run way Lanud Iswahyudi, Minggu (2/3).

Magetan,Bhirawa
Langit biru di atas Kecamatan Maospati, Magetan, berhias payung terjun dari ratusan pasukan Khas (Paskhas) Batalyon Komando 463 TNI AU Lanud Iswahyudi, Minggu (2/3).
Para prajurit baret jingga itu diangkut menggunakan pesawat angkut C-130 Hercules dari Skadron 14 Wing Udara 3 Lanud Iswahyudi, dan melakukan pendaratan di run way tempat yang sama.
Mereka melakukan penerjunan static dari ketinggian 4.000 feet dan terjun payung bebas tempur (free fall) setinggi 8.000 feet.
Komadan Batalyon Komando 463 Paskhas, Letkol Sigit Sasongko ,Msi, Mhan, mengatakan program penerjunan ini harus dilakukan tiap prajurit dan merupakan program penyegaran untuk memenuhi kualifikasi perorangan sehingga siap dalam setiap tugas dimanapun dan kapanpun.
Pelaksanaan terjun payung dilaksanakan dalam empat sorties atau kelompok. Para prajurit yang melaksanakan prajurit yang melaksanakan terjun payung bebas tempur terbanyak adalah prajurit wanita (wara) sebanyak 15 personil.
“Wara yang terjun merupakan bagian dari tim atlet yang dibina oleh TNI AU melalui Kopaskhas. Mereka akan mendapatkan jam terbang dan pengalaman melalui latihan-latihan ini,” ujarnya kepada wartawan.
Pelaksanaan jun gar tersebut, jelas Sigit, merupakan agenda rutin latihan secara bertahap, bertingkat dan berkelanjutan dengan tujuan untuk melaksanakan penyegaran bagi para prajurit yang mempunyai kualifikasi terjun statik, ataupun terjun bebas tempur, guna memelihara kemampuannya sebagai prajurit para komando.
Menurutnya, Batalyon Komando 463 Paskhas bertugas untuk melaksanakan operasi perebutan sasaran dan pertahanan objek strategis angkatan udara dalam operasi militer.
Prajurit terjun payung statis dilengkapi dengan senjata dan perlengkapan pokok yang sudah siap melaksanakan jun tis maupun siap dioperasikan untuk melaksanakan tugas operasi.
Latihan jun gar ini dilaksanakan pagi dan malam hari. Pada penerjunan pagi hari, mengundang antusias warga sekitar Lanud Iswahyudi. Mereka datang sejak pagi untuk menyaksikan peristiwa yang jarang mereka lihat.
“Seneng bisa melihat penerjun payung. Jarang soalnya bisa melihat langsung dari dekat. Biasanya hanya melihat di televisi atau di bioskop,” ujar Joko, salah satu warga Maospati. [tok]

Tags: