Praktek Sangkal Putung Bisa Akibatkan Kasus Compartment

Surabaya, Bhirawa
Jika dilihat sampai saat ini masih banyak pasien kasus compartment atau pembekaan akibat praktek pijat yang salah. Data RSAL dr Ramelan menyebtukan mayoritas pasien kasus compartment disebabkan karena tidak tepatnya dalam penanganannya.
Dokter spesialis ortopedi RSAL dr Ramelan dr Tanjung Sangkai SpOT, Kamis(6/7) mengungkapkan, jika dilihat saat ini pasien patah tulang yang datang ke rumah sakit dalam kondisi parah.
Banyaknya pasien kasus compartment dari  sangkal putung disebabkan karena untuk menghindari biaya mahal di rumah. Saat ini hal itu kurang beralasan. Terlebih, sekarang ada BPJS. Ada juga yang takut operasi.
”Jadi masyarakat harus berhati-hati dalam melakukan pijat di sangkal putung kemungkunin bisa terkena kasus compartment jika penanganannya salah,” ucapnya.
Menurutnya, kasus compartment syndrome terjadi karena tulang yang luka dipijat sehingga menjadi bengkak. Gejala compartment syndrome terjadi karena pembuluh darah tertekan, sehingga terjadi pembekakan. Jika dibiarkan, jaringan menjadi nekrosis atau mati. Kalau dalam waktu lama masalah itu tidak ditangani, ujung-ujungnya adalah amputasi.
Tanjung mengungkapkan, komplikasi lain yang bisa terjadi karena tindakan manipulasi sangkal putung adalah fat embolism. Yakni, masuknya lemak ke pembuluh darah yang terbuka. Butir lemak tersebut bisa menyebar ke jantung, otak, dan ginjal.
”Pada tahap ini, angka kematiannya tinggi,” ungkap Tanjung.
Staf SMF Orthopedi dan Traumatologi RSUD dr Soetomo dr Pramono Ari Wibowo Sp OT mengatakan,  hampir sebagian pasien yang datang ke RSUD dr Soetomo merupakan pasien yang pernah datang ke sangkal putung. Bahkan, mereka datang dalam keadaan yang parah.
“Kasus pasien ke sangkal putung itu ibarat gunung es. Di luarnya saja bagus, tapi kita tidak tahu bagaimana kondisi tulang dalam yang sebenarnya,” jelasnya
Dijelaskannya, penanganan pasien ke sangkal putung justru menghasilkan banyak komplikasi.  Menurutnya, komplikasi yang bisa terjadi jika penanganan kasus tulang tidak tepat, di antaranya yakni akan terjadi compartemen sindrome dimana nantinya pada kerusakan tulang tersebut akan mengalami volkmann contracture. Jika voklmann contracture dibiarkan maka akan terjadi kerusakan pada jaringan tendon, sehingga menyebabkan kerusakan permanen.
“Komplikasi lainnya jika penanganannya tidak tepat, maka akan terjadi cedera di struktur bagian penting seperti pembuluh darah dan saraf,” urainya. [dna]

Tags: