Prediksi Bisa Salah, BPP per Dapil Tinggi

Edward Dewaruci

Edward Dewaruci

KPU Surabaya, Bhirawa
Proses penghitungan manual di KPU Surabaya berjalan alot.  Prediksi mengenai siapa yang masuk sebagai calon jadi DPRD Surabaya justru tidak semakin meruncing. Salah penyebabnya adalah tingginya nilai Bilangan Pembagi Pemilih (BPP) dalam Pemilu kali ini.
” BPP atau harga satu kursi cukup besar. Rata-rata 20 ribu sampai 25 ribu. Makanya simpangan prediksi  siapa yang masuk calon jadi juga besar. Sampai saat ini belum terlihat,” ungkap Komisioner KPU Surabaya, Edward Dewaruci, Minggu(20/4).
Memang sampai dengan sore kemarin, proses hitung manual di KPU Surabaya baru menghitung 13 kecamatan dari 31 kecamatan yang ada di Surabaya. Menurut jadwal penghitungan bakal selesai sekitar Senin(21/4) depan.
Cukup melelahkan, tiap ketua PPK(tingkat kecamatan,red) membacakan rekapitulasi hasil suara setiap Caleg per partai di masing-masing kecamatan.  Sementara beberapa perwakilan partai terlihat serius mencatat hasil rekapitulasi tersebut.
Sedangkan mengenai kemungkinan protes para caleg, Edward mengaku KPU Surabaya menerima protes dari Caleg maupun partai selama disertai bukti berkas C1 yang terverifikasi dari penghitungan tingkat PPS(kelurahan) sampai PPk(kecamatan).
“Kalau ada protes silahkan ,asalkan berkas yang dibutuhkan disertakan. Surat C1 itu  seharusnya terverifikasi mulai dari kelurahan dan kecamatan. Jadi kalau ada kesalahan pencatatan ya tinggal disesuaikan saja,” jelasnya.
Sementara mengenai kemungkinan permainan sura Caleg, Edward yang lekat disapa Teted ini  menegaskan tidak mungkin permainan dilakukan pihak KPU. Menurutnya dengan rekapitulasi yang digelar terbuka, partai peserta pemilu bisa langsung mengajukan permintaan protes.
Namun bila permianan suara dilakukan di internal partai, Edward mengaku hal itu bisa saja dilakukan. Menurutnya surat C1 umumnya diserahkan saksi kepada Bapilu partai, maka kepada siapa suara partai akan terdistribusi bisa jadi menjadi kebijakan internal partai.
“Kalau jajaran penyelenggara Pemilu mulai KPPS sampai KPU saya kira tidak bisa bermain. Jika ada kesalahan jumlah, itu manusiawi dan sampai saat ini bisa terpantau dan terselesaikan setidaknya sampai tingkat PPK,” terangnya. [gat]

Tags: