Presentasi Pakde Karwo soal Jatimnomics Pukau Panelis Kemenpan

Gubernur-Jatim-Dr-H-Soekarwo-menyampaikan-konsep-Jatimnomics-dalam-rangka-kompetensi-inovasi-pelayanan-publik-2016-dihadapan-para-panelis-di-Kantor-Kemen-PAN-RB-Jakarta.

Gubernur-Jatim-Dr-H-Soekarwo-menyampaikan-konsep-Jatimnomics-dalam-rangka-kompetensi-inovasi-pelayanan-publik-2016-dihadapan-para-panelis-di-Kantor-Kemen-PAN-RB-Jakarta.

(Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2016)

Delapan Tim Panelis Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2016 terpukau presentasi Gubernur Jatim Dr H Soekarwo tentang Jatimnomics. Delapan tim tersebut adalah Prof JB Kristiadi dari Kemendagri, Prof Eko Prasojo mantan Wamenpan RI, Prof Siti Zuhro dari LIPI, H Indah Sukmaningsih MPA dari YLKI, Bambang Setiawan dari Litbang Kompas, Ir Neneng Goenadi dari Tim Kwaluti RB, Wawan Sobari dari Jawa Pos, dan Drs Nurjan Mohtar .

Zainal Ibad, Jakarta

Kedelapan juri tersebut terpukau dengan Jatimnomics yang dipaparkan Pakde Karwo sapaan akrab  Gubernur Soekarwo saat Presentasi dan Wawancara Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2016 di Ruang Rapat Sriwijaya II, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan PAN-RB) Jakarta Senin (29/2).
Beberapa gagasan Gubernur Soekarwo yang berhasil memukau tim panelis di antaranya mampu membangun kepercayaan masyarakat dalam hal meningkatkan kualitas hidup. Semakin banyaknya masyarakat Jatim yang berekspansi ke berbagai wilayah di Indonesia khususnya di Indonesia Bagian Timur dan Tengah, meningkatnya kondisi perekonomian masyarakat di Jatim, meningkatnya nilai jual produk dari Jatim dengan adanya industri olahan. Selain itu memberikan bunga murah kepada masyarakat yang tidak bankable agar terhindar dari rentenir. Menariknya berbagai terobosan Pemprov Jatim ini mendapat dukungan dari DPRD Jatim dan Forpimda serta kabupaten/kota.
Sementara itu, Pakde Karwo dalam sambutannya menuturkan pertumbuhan  ekonomi Jatim pada 2015 sebesar 5,44 persen lebih tinggi dibandingkan nasional yakni 4,79 persen. Produk Domestik Regional Bruto (DRB) Jatim pada 2015 sebesar Rp 1.689,88 triliun dengan share sebesar 14,64 persen terhadap nasional. Struktur  PDRB Jatim 29,27 persennya didukung oleh industri pengolahan.
Oleh sebab itu, Jatim mendorong agar industri pengolahan dari on farm ke off farm karena memberikan nilai tambah yang besar bagi petani. “Saat ini di Kab Lumajang stok pisang yang ada diolah agar mempunyai kualitas yang tinggi. Selain itu pisang yang biasa dikonsumsi diubah menjadi olahan lain seperti keripik pisang sehingga memberikan nilai tambah,”ujarnya.
Menurutnya, dalam menghadapi era perdagangan bebas sebagai upaya menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif maka Jatimnomics menjadi sebuah solusi. Oleh sebab itu diperlukan tiga aspek Jatimnomics yang menunjang aktivitas ekonomi utama yakni aspek produksi dari segmen UMKM dan segmen besar, aspek pembiayaan yang kompetitif dan aspek pemasaran.
Aspek produksi dari segmen UMKM dan segmen besar dimulai dengan penyiapan data UMKM karena terbukti dapat menjadi penunjang pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja.  Dari data BPS jumlah UMKM semakin bertambah tiap tahunnya. Pada 2008 terdapat 4,2 juta UMKM dan sampai  2012 sebanyak 6,8 juta UMKM.
Dari angka tersebut, hanya 3.476 UKM yang siap ekspor hasil produksinya. Perlu peningkatan integrasi antara UMKM dan usaha besar agar bisa bersaing dalam MEA. “Salah satu upaya Pemprov Jatim meningkatkan kualitas UMKM adalah dengan meningkatkan kualitas SDM bagi wirausaha baru dengan membangun inkubator bisnis dan standardisasi keterampilan SDM yang melibatkan kerjasama dengan ITS dan Unibraw,” ucapnya.
Pemprov Jatim juga berupaya agar meningkatkan dan menyiapkan SDM dengan kualitas bagus yakni dengan adanya standardisasi keterampilan SDM, di antaranya dengan pembangunan SMK mini dimana diajarkan keterampilan yang berstandar internasional dan mencetak wirausaha.
Sampai 2014 terdapat 70 SMK mini di mana setiap kelas berisi 30 anak. Diharapkan dengan SMK mini ini tercipta 24.300 tenaga kerja berstandar internasional. “Pada 22 Maret 2016 sudah ada MoU antara Jawa Timur dengan Amerika Serikat mengenai Community College atau keterampilan standar internasional. Dan juga sebelumnya sudah ada kerjasama dengan Jerman terkait pengiriman SDM ke Jerman, ke Osaka dan rencana dengan Australia Barat dengan pendidikan vokasional. Berbagai upaya tersebut bertujuan agar SDM Jawa Timur bisa diterima di dunia kerja internasional,” jelasnya Pakde Karwo.
Kemudian, untuk aspek pembiayaan kompetitif, yaitu dengan menyinergikan potensi sumber pendanaan baik yang dimilik oleh pemerintah melalui APBD, perusahaan seperti Bank Jatim dan Bank UMKM. Melihat adanya keterbatasan kekuatan fiskal maka strategi yang dilakukan adalah  memberikan fasilitasi yakni dengan memberikan kemudahan dalam pengembangan usaha melalui business forum  dan diplomasi ekonomi, memberikan government guarantee  yakni tersedianya listrik, lahan, keamanan, kemudahan perizinan, SDM. Sedangkan untuk segmen UMKM diberikan bantuan pembiayaan di antaranya stimulasi khusus UMKM yaitu memberikan bantuan sektor produktif seperti bantuan infrastruktur sarana produksi primer untuk meningkatkan efisiensi dan nilai tambah sektor produktif.  Dan yang tidak kalah penting adalah intervensi yang ditujukan untuk kelompok ekonomi lemah di antaranya rumah tangga sangat miskin dengan pemberdayaan dan sebagian kecil bersifat bantuan atau charity.
Sedangkan aspek pemasaran dilakukan sinergitas peningkatan produksi UMKM dan usaha besar serta optimalisasi strategi pembiayaan yang kompetitif yakni dengan perluasan pasar utamanya melalui peningkatan penguasaan pasar dalam negeri dengan mendorong kinerja luar negeri.  Tentunya  dengan tetap memperhatikan kondisi makro ekonomi negara tujuan ekspor maupun mengidentifikasi kecenderungan permintaan konsumen.
Sebagai upaya memperluas pemasaran, Jatim kata Pakde Karwo telah membuka kantor perwakilan dagang di 26 provinsi. Hal ini sangat penting karena peluang pasar yang demikian lebih efisien di-linkage dalam satu jejaring regionalisasi perdagangan. “Sebagai informasi potensi transaksi perdagangan pada 2015 mencapai Rp 804,578 triliun atau surplus Rp 99,831 triliun,” imbuhnya. *

Tags: