Presiden Hari Ini Dijadwalkan Kunjungi Kediri dan Blitar

kelud4Pemprov Ganti Kerugian Korban Kelud
Pemprov, Bhirawa
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan perhatian serius terhadap erupsi Gunung Kelud. Itu dibuktikan dengan kunjungannya langsung di lokasi bencana yang rencananya bakal dilakukan, Senin (17/2) hari ini.
Didamping Ibu Negara Ani Yudhoyono, Presiden SBY bersama sejumlah menteri berangkat ke Kediri dari Stasiun Gambir dengan menggunakan Kereta Api Luar Biasa. Dalam perjalanan kali ini, Presiden SBY akan bertolak ke Madiun  terlebih dulu untuk selanjutnya ke Kediri meninjau langsung penanganan korban erupsi Gunung Kelud.
Rombongan Presiden SBY meninggalkan Stasiun Gambir Jakarta, Minggu (16/2) pukul 07.00. Presiden SBY dan Ibu Ani diperkirakan akan tiba di Stasiun Madiun Minggu  malam sekitar pukul 19.00.
Turut dalam kunjungan kerja kali ini, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri ESDM Jero Wacik, Menkes Nafsiah Mboi, Menteri PU Djoko Kirmanto, Mendikbud Mohammad Nuh, Menteri Lingkungan Hidup Balthazar Kambuaya, Kapolri Jenderal Sutarman, dan Kepala BNPB Syamsul Maarif.
“Sesuai dengan apa yang disampaikan saat rapat koordinasi mengenai bencana Gunung Kelud, saya ingin meninjau dan melihat langsung bagaimana kondisi terkini di lokasi bencana. Semoga dapat meringankan beban para korban. Semoga keadaan masyarakat di lokasi bencana baik-baik saja,” kata Presiden SBY seperti pers release yang diterima dari Pemprov Jatim, Minggu (16/2).
Sesuai rencana, Presiden SBY akan bermalam di Madiun dan baru keesokan harinya akan menuju Kediri. Presiden SBY diagendakan mengunjungi posko satuan pelaksana penanggulangan bencana di Kawasan Simpang Lima Gumul, Kediri.
Selain itu, SBY juga akan meninjau posko pengungsi Balai Pamitran, Desa Segaran, Kecamatan Wates. Presiden juga dijadwalkan mengunjungi pengungsi korban erupsi Gunung Kelud di Kabupaten Blitar.
Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr Syamsul Maarif MSi mengatakan, masyarakat Kediri sangat mempersiapkan diri dalam menanggapi bencana Gunung Kelud.
“Kondisi masyarakat yang saya lihat begitu kondusif dan sangat mempersiapkan diri, karena jajaran pemerintah daerah sangat baik dalam menginfomasikan kepada masyarakat. Saya meminta Kapolda Jatim agar mengawasi informasi yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan data dari vulkanologi. Bukan dari orang yang memberikan informasi sesat,” ujarnya.
Ia mengatakan, Presiden SBY menginstruksikan agar BNPB memberikan perkuatan dan pendampingan kepada Pemda Kediri, Blitar Maupun Malang, jika ada kekurangan untuk segera dipenuhi.

Ganti Rugi Korban

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo SH,MHum meminta seluruh korban letusan Gunung Kelud untuk tenang di pengungsian. Sebab semua kerugian yang diakibatkan abu vulkanik akan diganti Pemprov Jatim dan kabupaten/kota.
“Sudahlah, para pengungsi tidak perlu khawatir dengan hewan ternaknya. Kami akan mengurus semuanya dengan cara di data oleh Dinas Peternakan,” kata Gubernur Soekarwo, Minggu (16/2).
Menurut dia, jika pengungsi mendapati kerusakan di area persawahan dan tanaman yang rusak,  akan dibantu Pemprov Jatim. Masyarakat juga tidak perlu khawatir jika rumah mereka rusak. Karena Pemprov Jatim bekerjasama dengan kabupaten/kota akan mengganti rugi segala kerusakan.
“Kami akan bantu rumah penduduk yang rusak. Namun masyarakat juga harus bergotong royong untuk saling membantu. Khusus untuk bencana, anggarannya unlimited atau tidak terbatas. Bahkan bantuan terhadap korban bencana menjadi prioritas dibanding anggaran pembangunan lainnya,” ungkapnya.
Meletusnya Gunung Kelud ini mendapatkan perhatian khusus dari Pakde Karwo. Ini dibuktikan dengan memindahkan sebagian aktivitas pemerintahan ke daerah terkena bencana letusan Gunung Kelud.
“Gubernur kini lebih konsentrasi di lokasi bencana. Untuk sementara aktivitas di Surabaya dialihkan ke lokasi bencana. Sejak peristiwa letusan, Pak Gubernur baru sekali pulang, yakni hari Sabtu. Namun, setelah itu langsung kembali ke Kediri, kemudian mengunjungi Blitar dan Malang,” kata Sekdaprov Jatim Dr H Akhmad Sukardi MM.
Jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Kelud terus bertambah. Hingga kemarin, jumlahnya sudah mencapai 83.347 yang tersebar di lima kabupetan di Jatim. Data dari Posko Induk Penanganan Bencana di Gedung Negara Grahadi Surabaya, jumlahnya bertambah karena ada dua daerah yang memasukkan adanya pengungsi yang ditangani di wilayah tersebut.
Awalnya, hanya tiga daerah yang ada pengungsi yakni Malang, kediri dan Blitar. Namun, kini masuk dua daerah lain yaitu Batu dan Jombang. Untuk jumlah pengungsi di Kediri 35.119 orang, Batu 14.110 orang, Blitar 8.193 orang, Malang 25.150 orang, dan Jombang 775 orang.
“Jadi, Jombang dan batu teryata ada juga yang mengungsi di wilayah tersebut, padahal awalnya hanya tiga daerah,” kata Ketua Posko Induk Bencana, Sukardi.
Jumlah pengungsi tersebut tersebar di 136 titik pengungsian yang tersebar di lima daerah. Meski jumlah pengungsi bertambah, penanganan tetap dilakukan Pemprov Jatim dengan baik. Untuk penanganan pengungsi, menurutnya, Pemprov Jatim berkoordinasi dengan daerah termasuk aparat yang ada di bawah seperti camat dan kepala desa.
Selain kebutuhan pokok sehari-hari, Pemprov Jatim juga mengerahkan ratusan tokoh agama dan psikolog, untuk mendampingi pengungsi korban letusan Gunung kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang. Tujuannya untuk memulihkan trauma para pegungsi.
“Mereka sudah kita kirim ke tiga kabupetan tersebut. Tidak hanya tokoh agama Islam, tapi juga agama lain,” kata Kepala Biro Kesejahteraan Masyarakat (Kemas) Setdaprov Jatim, Bawon Adiyithoni.
Pemprov menjalin kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim, pondok pesantren serta lembaga psikologi di Jatim. Mereka sudah dikirim sejak, Sabtu (14/2), dan langsung memberikan siraman rokhani ke pengungsi yang berada di lokasi pengungsian.
Menurut Bawon, pengungsi pasti mengalami trauma dan ketakutan. Untuk mngembalikan hal itu maka dibutuhkan psikolog atau kiai yang bisa memberikan siraman rokhani ke pengungsi. “Kerugian material bisa dihitung tapi kerugian imaterial itu yang susah dihitung. Ini bisa sembuh dengan cara dikembaliakn lagi mentalnya agar tidak trauma,” katanya.
Langkah ini, katanya, dilakukan agar pengungsi tetap tenang dan kosentrasi dipengungsian sambil menunggu situasi mereda. Pihaknya melibatkan kiai dan piskolog, karena wilayah tersebut masih menjadikan kiai sebagai panutan. Mereka percaya apa yang disampaikan oleh para kiai.
Untuk meringankan beban pengungsi letusan Gunung Kelud, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim mengirimkan bantuan yaitu makanan pengganti Air Susu Ibu (MP ASI) ke Kediri, Blitar, dan
Kepala Dinkes Jatim dr Harsono mengatakan, bantuan ini diberikan Pemprov Jatim sebagai bentuk kepedulian bagi bencana letusan Gunung Kelud. Banyak dari para korban membutuhkan bantuan pasca terjadinya erupsi Gunung Kelud. ”Kita telah mengirimkan bantuan harapannya akan ada pihak-pihak lain yang ingin membantu korban letusan Gunung Kelud,” jelasnya.
Menurutnya, erupsi Gunung Kelud ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat dalam membantu korban bencana. Banyak dari korban Gunung Kelud saat ini masih mengungsi di tenda-tenda darurat atau tempat pengungsian. ”Kita tidak bisa sendiri-sendiri dalam mengatasi bencana letusan Gunung Kelud diperlukan kordinasi antar instansi serta berbagai pihak dalam penanggannya,” jelasnya.
Disinggung peran serta Dinkes Jatim dalam memperingan penyebaran asap letusan Gunung Kelud di Surabaya, Harsono mengatakan, Dinkes Jatim telah memberikan 12 ribu masker yang didistribusikan lewat Dinas Kesehatan Surabaya ke beberapa sekolah di Surabaya. ”Kita telah memberikan masker ini ke Dinkes Surabaya setelah itu Dinkes Surabaya berkerjama dengan Dinas Pendidikan Surabaya,” terangnya. [iib.dna]

Jumlah Pengungsi Gunung Kelud
Total      : 83.347 berada di 135 titik pengungsian
Lokasi      : Tersebar di  5 kabupaten yakni Malang, Kediri, Blitar, Batu dan Jombang
Rincian  : Jumlah pengungsi di Kediri 35.119 orang, Batu 14.110 orang, Blitar 8.193 orang, Malang 25.150 orang, dan Jombang 775 orang.

Sumber : Data dari Posko Induk Penanganan Bencana di Gedung Negara Grahadi Surabaya per Minggu (16/2)