Presiden Jokowi Ikuti Grebeg Pancasila di Blitar

Presiden Joko Widodo, Presiden Kelima, Megawati Soekarno Putri, Wakil Presiden ke-11, Boediono beserta sejumlah Pejabat Tinggi Negara saat menandatangani Manifesto Ini Baru Indonesia usai mengikuti Upacara Budaya Grebeg Pancasila di Aloon-Aloon Kota Blitar, Senin (1/6) kemarin. [Hartono/Bhirawa]

Presiden Joko Widodo, Presiden Kelima, Megawati Soekarno Putri, Wakil Presiden ke-11, Boediono beserta sejumlah Pejabat Tinggi Negara saat menandatangani Manifesto Ini Baru Indonesia usai mengikuti Upacara Budaya Grebeg Pancasila di Aloon-Aloon Kota Blitar, Senin (1/6) kemarin. [Hartono/Bhirawa]

Kota Blitar, Bhirawa
Bertepatan dengan peringatan hari lahirnya Pancasila, sejumlah pejabat tinggi negara meluncurkan manifesto Ini Baru Indonesia, di Alun-alun Kota Blitar, Senin (1/6) kemarin. Di antara substansi manifesto itu adalah ajakan untuk membunyikan dan membumikan nilai-nilai Pancasila, semangat gotong-royong, kerja keras, dan kesantunan. Selain itu, manifesto itu juga berisi ajakan introspeksi untuk menempatkan persatuan di atas perselisihan, musyawarah di atas amarah, dan kejujuran di atas kepentingan.
Pada acara yang dikemas menggunakan Upacara Budaya Grebeg Pancasila yang bertepatan dengan Hari Kelahiran Pancasila, hadir Presiden Joko Widodo, Presiden RI ke-5, Megawati Soekarno Putri, Wakil Presiden ke-11, Boediono beserta istri, Gubernur Jatim, Soekarwo, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, Menteri PAN-RB, Yuddy Chrisnandi, Ketua MPR Zulkifli Hasan bersama Pimpinan MPR RI, Ketua DPD, Irman Gusman, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna Laoly, serta Wali Kota Blitar, Muh. Samanhudi Anwar bersama Forpimda, dimana upacara budaya ini dikemas dalam dua bahasa, Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Sebagian pesertanya berbusana ala Soekarno, berpakaian adat, dan membawa gunungan.
Upacara Grebeg Pancasila ini adalah upacara rutin yang diselenggarakan masyarakat Kota Blitar setiap tanggal 1 Juni. Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar menyebut tanggal 1 Juni merupakan momentum bersejarah bagi Bangsa Indonesia untuk menghargai salah satu jasa besar Bung Karno, yaitu menjawab masalah pokok yang menyangkut Dasar Negara Indonesia merdeka. Di hari  terakhir sidang pertama BPUPKI, Bung Karno memberikan jawaban tegas dan mengusulkan lima dasar negara Indonesia merdeka di depan sidang BPUPKI. Kelima asas itu disebut Bung Karno sebagai Pancasila.
“Kami sampaikan aspirasi kepada Pemerintah Pusat agar tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila secara nasional. Karena Pancasila dan Bung Karno bukan hanya milik Kota Blitar, Pancasila dan Bung Karno adalah milik kita semua, milik seluruh Bangsa Indonesia” kata Muh. Samanhudi Anwar.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wakil Keluarga Bung Karno yang disampikan oleh Puan Maharni yang meminta kepada Pemerintah untuk segera menetapkan 1 Juni sebagai hari besar Nasional atas Lahirnya Pancasila oleh Bung Karno. “Sudah saatnya bagi Pemerintah Republik Indonesia untuk memutuskan dan menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya Pancasila dan menjadikannya sebagai Hari Besar Nasional,” kata Puan Maharani.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menyampaikan pada peringatan Hari Lahir Pancasila ini bisa dipergunakan untuk bersatu padu untuk mewujudkan janji kemerdekaan dengan adanya  persatuan Indonesia, kebersamaan, gotong royong untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Gunakan momentum 1 Juni ini untuk bersatu padu wujudkan janji-janji kemerdekaan dengan bergotong royong untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Presiden Jokowi.
Sedangkan menanggapi usulan Pemerintah Kota Blitar dan Keluarga Bung Karno untuk menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Kelahiran Pancasila dan Hari Besar Nasional, pihaknya akan memproses. “Untuk usulan 1 Juni 1945 sebagai Hari Kelahiran Pancasila dan Hari Besar Nasional, tahun ini akan kami proses,” jelasnya lagi.
Sementara perlu diketahui Upacara Grebeg Pancasila digelar dengan diselingi gending Jawa bernuansa kebangsaan, lagu-lagu paduan suara, dan pembacaan teks Pancasila. Ada pula ada acara pembacaan goro-goro yang merupakan aspirasi seniman dan budayawan atas realitas sosial di republik ini. Sabdha Kawedar disampaikan oleh Ketua MPR dan ada sambutan Presiden. Termasuk ada penulisan pesan dan harapan dari pejabat baik pusat maupun daerah tentang harapan pada negara ini di masa yang akan datang.
Selain upacara budaya, peringatan hari lahirnya Pancasila di Kota Blitar juga digelar beberapa kegiatan di antaranya Pawai Lentera dan bedhol pusaka yang menampilkan aneka lampion bernuansa sila-sila Pancasila yang diarak di beberapa ruas jalan di Kota Blitar. Ada pula kegiatan pembacaan mocopat Pancasila sekaligus tirakatan. Setelah upacara budaya, gunungan dikirab dari Aloon-aloon menuju Makam Bung Karno. Di area Makam Bung Karno, selain ziarah juga diselenggarakan Kenduri Pancasila. [htn]

Tags: