Presiden Jokowi Inginkan Porang Madiun Diekspor Bukan dalam Bentuk Umbi

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo didampingi Bupati Madiun, H. Ahmad Dawami saat melakukan kunjungan ke pabrik porang PT Asia Prima Konjac, di Jalan Raya Caruban-Ngawi, Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo – Kabupaten Madiun, Jumat (30/7). [sudarno/bhirawa]

Kabupaten Madiun, Bhirawa
Madiun diharapkan tak sekedar menjadi sentra budi daya porang saja, namun lebih dari itu, bisa berkembang menjadi sentra industri olahan porang. Masalahnya, porang saat ini menjadi komoditi unggulan pertanian baru selain beras dan lain sebagainya yang menjadi salah satu pilihan Presiden Jokowi untuk dikembangakan.

“Sesuai arahan Presiden saya diperintahkan agar porang tidak dikirim berupa umbi, namun diproses dan di Madiun ini Bupati bersama Gubernur sudah memproses sebelum diekspor, bahkan hari ini sudah di ujicoba dijadikan beras. Jadi tidak hanya beras porang seritaki dari jepang namun Madiun ini sudah bisa membuat beras porang seritaki dari Madiun. Dan Presiden memerintahkan agar industri porang dapat dikembangkan”tegas Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, saat melakukan kunjungan ke pabrik porang PT Asia Prima Konjac, di Jalan Raya Caruban-Ngawi, Desa Kuwu, Kecamatan Balerejo – Kabupaten Madiun, Jumat (30/7).

Mentan Syahrul didampingi Bupati Madiun, Ahmad Dawami meninjau pabrik dan melihat salah satunya proses pengolahan porang menjadi beras sebelum diekspor. Bahkan rombongan menyempatkan waktu untuk mencicipi olahan makanan dari beras porang. Syahrul mengatakan, kedepan masyarakat tidak hanya akan mengenal beras porang shirataki dari Jepang, melainkan beras porang Madiun.

“Kita memvalidasi di lapangan bagaimana kesiapan pangan kita. Karena yang kita tahu, Madiun begitu survive. Tadi sudah melihat proses pengolahan beras porang. Jadi nanti harapan kita, masyarakat global tidak lagi hanya mengenal beras porang shirataki dari Jepang, tapi ada beras porang dari Madiun. Tadi kita cicipi olahan beras porang, rasanya enak,” ujar Mentan.

Kesempatan itu Mentan menyampaikan, Presiden Joko Widodo meminta ekspor porang tidak dalam bentuk umbi, akan tetapi harus sudah diproses. Jokowi juga meminta Kementerian Pertanian terus melakukan pendampingan, agar industri ini dapat berkembang skala luas. Tentu saja termasuk pendampingan hulu ke hilir hingga memfasilitasi petani dengan kredit usaha rakyat (KUR).

“Presiden meminta bahwa porang yang diekspor itu bukan lagi dalam bentuk umbi, tapi harus diproses terlebih dahulu. Presiden minta dipercepat, tinggal bagaimana Bupati mendorong lebih cepat. Percepatan industri porang yang disiapkan pemerintah, salah satunya fasilitas kredit usaha rakyat,” tegas Syahrul.

Seperti diketahui, porang merupakan tanaman penghasil gizi baik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan. Diungkapkan Mentan Syahrul, tumbuhan umbi-umbian lokal Indonesia ini belakangan menjadi primadona petani, karena memiliki nilai ekonomi yang cukup menjanjikan. Di Kabupaten Madiun, kesuksesan petani yang menanam porang memberikan dampak positif yakni pada turunnya angka kemiskinan di Kabupaten Madiun. [dar]

Tags: