Prestasi Internasional SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong

Arifin (kanan) dan Shinta saat menunjukkan teknologi Smart Parking berbasis online, yang berhasil memenangkan keduanya di ajang KLESF International Challenge di Malaysia.(Wap)

‘Smart Parking’ Antar Arifin dan Sinta Raih Gelar di Malaysia
Probolinggo, Bhirawa
Prestasi internasional ditorehkan pelajar SMA Unggulan Haf-Sa Zainul Hasan BPPT Genggong. Tim pertama yakni Muhammad Arifin dan Shinta Darma Oktaviana.
Arifin dan Shinta berhasil keluar sebagai juara, setelah inovasi teknologinya yang diberi nama Smart Parking Berbasis Online, berhasil meyakinkan juri. Siswa jurusan IPA dan IPS itu bersaing dengan sekitar 400 tim yang berasal dari 7 negara. Yaitu, Indonesia, Tiongkok, Hongkong, Singapura, Filipina, Malaysia, dan Thailand. Terus berinovasi dan siap ikuti lomba tingkat dunia.
Arifin dan Shinta terlihat sibuk dengan hasil inovasinya yang membuatnya dielu-elukan tempatnya belajar, terus dilakukan berbagai perbaikan guna lebih menyempurnakan hasil inovasinta itu. Mereka berdua tampak kompak merakit sampai mempraktikkan Smart Parking Berbasis Online. Menggunakan sensor yang telah terpasang, online web memberikan info soal kapasitas dan sisi parkir yang kosong.
Beberapa kali dipraktikan, mobil mainan masuk melalui portal parkir yang terbuka secara otomatis. Media yang dipakai adalah mobil mainan. Itu pun diparkirkan di areal yang telah terpasang sensor. Secara otomatis, di web itu muncul areal parkir yang terpakai dan sisanya.
Menurut Arifin, Selasa (8/1), ide dan inspirasi inovasi teknologi Smart Parking Sistem Berbasis Online (web) muncul sudah setahun lalu. Siswa kelahiran Probolinggo, 2 April 2001 mengaku, hal itu terjadi saat dirinya duduk dibangku kelas XI, melakukan studi lapang ke PENS (Poli Elektronika Negeri Surabaya).
“Tahun lalu, satu angkatan kakak kelas saya studi lapang ke PENS. Kebetulan, saya juga ikut sebagai perwakilan dari kelas XI,” kata siswa asal Desa Kedungsari, Kecamatan Maron.
Di PENS rombongan melihat inovasi teknologi tempat parkir yang dikendalikan menggunakan suara. Selepas studi lapang itu, pas di halaman PENS, rombongan ngobrol sambil diskusi. Kakak kelasnya menyarankan, kenapa tidak membuat smart parking. Tetapi, smart parking yang berbeda dan belum pernah ada sebelumnya.
“Akhirnya muncul ide membaut Smart Parking Sistem Berbasis Online (Web). Karena belum ada yang berbasis online atau web,” ujarnya. Arifin mengaku, dirinya bersama sekitar 8 teman lainnya, termasuk Shinta fokus membuat Smart Parking Sistem Berbasis Online (Web). Kebetulan, dirinya di bangku kelas XI, ada mata pelajaran teknologi. Sehingga, ada ilmu dasar soal tekno. “Alhamdulillah, inovasi Smart Parking Sistem Berbasis Online (Web) berhasil dibuat,” katanya.
Shinta melanjutkan, hingga akhirnya, perkiraan Agustus sekolah mendapatkan informasi adanya Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI), teknologi yang memudahkan sistem kehidupan manusia. Inovasi Smart Parking Sistem Berbasis Online (Web), sudah ada karya ilmiahnya. Kemudian, dirinya memperbaiki untuk proses penyempurnaan karya ilmiah dan dikirimkan ke SMA Lazuardi, Depok, Jawa Barat, selaku penyelenggara LKTI.
“Pihak pembimbig dan sekolah menyarankan untuk ikut, jika memang inovasinya sudah siap. Sekolah siap mendukung penuh,” paparnya.

Terus Berinovasi, Siap Ikuti Lomba Tingkat Dunia
Di bulan Agustus, Shinta, mengirim karya tulis ilmiah tersebut. Kemudian, tepat tanggal 9 September lalu, dirinya dikejutkan dengan kabar gembira. Rupanya, karya ilmiahnya keluar sebagai juara tingkat nasional LKTI yang diadakan SMA Lazuardi Depok. “Medali, piagam dikirim ke sekolah oleh SMA Lazuardi Depok. Termasuk sekaligus disertakan jadwal untuk dikirim ke Malaysia untuk mempresentasikan inovasi Smart Parking Sistem Berbasis Online (Web) kami,” terangnya.
Mengetahui jadwal 1 November harus ke Malaysia. Shinta mengaku, dirinya bersama Arifin dikarantina oleh Ustad Muhammad Nizar selaku pembina BBM teknologi terapan di SMA Unggulan. Selama sebulan itu, dirinya diajari soal karya tulis oleh Ustad Nuril Anwar dan presentasi menggunakan bahasa Inggris oleh Mr. Harisul Islam. “Saya dan Arifin sendiri awalnya tidak bisa bicara bahasa Inggris. Tetapi, karena sudah dikarantina, Alhamdulillah bisa mempresentasikan dengan bahasa Inggris,” ujarnya.
Tanggal 30 Oktober diakui Arifin, dua hari sebelum berangkat ke Malaysia, pihak sekolah mengundang semua wali murid. Termasuk mendatangkan pihak PENS untuk melihat presentasinya dan sekaligus praktikkan inovasi smart parking dengan berbasis online atau web.
“Alhamdulillah juga, orang tua sangat mendukung. Bahkan, soal biaya ke Malaysia, orang tua juga ikut support,” katanya. Sehari itu, tahapan untuk merakit inovasi smart parking dengan berbasis online. Nah, diakui Arifin, hari pertama itu sempat dirinya merasa down atau kecil hati. Untungnya, dirinya mendapatkan motivasi semangat dari Neng Isyvina Unaiza Royyah yang ikut mendampingi ke Malaysia. Pesan beliau, tidak menargetkan untuk menang. Tetapi, paling tidak bisa membawa oleh-oleh saat pulang. Jika menang ya Alhamdulillah, jika tidak menang juga tidak apa-apa. Tapi, paling tidak membawa oleh-oleh ilmu saat pulang.
“Alhamdulillah, berkas motivasi dan semangat dari Neng Vina, saya bisa semangat lagi,” paparnya. Di hari kedua dikatakan Arifin, dewan juri melakukan penilaian. Dirinya memberikan presentasi sekitar 2 jam lamanya. Termasuk dewan juri pun balik bertanya. Rupanya, pertanyaan dewan juri masih kalah kritis dengan Neng Vina, saat membimbingnya. Tiba di hari Minggu (4/11), waktunya pengumuman dalam lomba KLESF 2018. Arifin mengaku sangat bersyukur timnya terpilih sebagai terbaik ke III dari 400 tim yang ikut. Kebetulan, masing-masing terbaik I, II, dan III itu diambil 10 tim.
“Kalau terbaik I itu kebanyakan dari China,” tambahnya. [wap]

Tags: