Prihatin GTT-PTT, Puasa Gaji

Reni Astutik

Reni Astutik

Reni Astutik
Jumat, 25 November menjadi hari yang menyenangkan bagi Reni Astutik. Dia mendapat kabar gembira di momentum yang tepat. Itu adalah momen peringatan Hari Guru nasional. Dan yang istimewa, para guru di Surabaya akhirnya mendapatkan kejelasan tentang nasibnya.
Ini terkait gaji Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) SMA/SMK yang sempat bermasalah lantaran Bopda macet. Anggota Komisi D DPRD Surabaya itu merasa lega, karena di hari penting itu pencairan Bopda resmi disetujui Pemkot Surabaya. Dengan begitu, nadzarnya pun telah tergenapi. Tidak mau menerima gaji sampai nasib guru mendapat kejelasan pasti.
“Hampir saja tidak kuat. Beberapa kali dari sekretariat dewan mengantar gaji, tapi ku tolak,” kata anggota dewan yang membidangi masalah pendidikan belum lama ini.
Sikap ini diambilnya untuk ikut merasakan galaunya menjadi guru dalam kondisi seperti itu. Prihatin karena gaji mereka tak kunjung ada kejelasan hingga tiga minggu berselang. “Untuk menyelami kegalauan guru-guru. Semestinya per 1 November gaji sudah siap. Tapi belum ku ambil,” kata politisi asal PKS ini.
Sampai sekarang? Reni mengiyakan. Meski Bopda sebagai sumber utama sekolah menggaji GTT-PTT siap dicairkan. Tapi dia masih memilih bertahan sementara dari menikmati gaji. “Mungkin minggu depan akan saya ambil kalau Bopda benar-benar sudah sampai diterima sekolah,” ucapnya.
Sebenarnya rasa empati Reni tidak hanya diungkapkan dengan puasa gaji. Selebihnya, dia tak berhenti mendesak agar Pemkot Surabaya segera mencairkan Bopda. Desakan itu dilakukannya baik melalui media massa maupun secara langsung ke Pemkot Surabaya. Terakhir, dia pun ikut mengawal konsultasi Pemkot Surabaya ke Kementerian Dalam Negeri terkait pencairan Bopda. “Saya berharap bisa cair sebelum Hari Guru. Alhamdulillah, akhirnya dicairkan juga persis dengan peringatan Hari Guru,” tandasnya.
Keberhasilan ini, lanjut Reni, tidak lepas dari dukungan banyak pihak. Termasuk rekan-rekan jurnalis yang kritis memberitakan persoalan Bopda dan gaji GTT-PTT. “Mungkin pemkot segera mencairkan juga karena tergerak oleh tulisan (berita) teman-teman,” pungkasnya. [tam]

Rate this article!
Tags: