Prihatin Iklan Rokok Tidak Munculkan Bahaya Merokok

Suasana sosialisasi bersama BBPOM Surabaya di Gedung Wanita Kalibokor, Selasa (13/11) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

(Balita Darurat Asap Rokok) 

Surabaya, Bhirawa
Merokok di sekitar balita atau anak-anak dapat menyimpan banhaya kesehatan bagi Si Kecil. Kejadian juga pernah dialami oleh seorang balita yang meninggal karena paparan asap rokok yang justru berasal dari ayah dan kakaknya sendiri.
Belum lagi kurang tegasnya pemerintah terhadap peraturan merokok di tempat umum membuat para perokok merasa bebas mengepulkan asap rokok di mana saja. Bahkan tak hanya orang dewasa, saat ini anak-anak dan remaja pun sudah mulai merokok.
Hal ini cukup memprihatinkan, di mana orang telah mengetahui bahaya merokok namun mereka kerap mengabaikannya. Terlebih jika mereka melakukannya di sembarang tempat tanpa memperhatikan apakah ada anak kecil di lingkungan tersebut.
Hal tersebut disampaikan Seksi Kefarmasian, Makanan dan Minuman Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Umul Jariyah, S.Si, Apt usai memberikan paparan dihadapan ratusan orang dalam acara sosialisasi bersama BBPOM Surabaya di Gedung Wanita Kalibokor, Selasa (13/11) kemarin.
“Merokok itu banyak mengandung beberapa kandungan, itu kan bahaya. Terutama bahaya bagi balita. Perokok pasif lebih bahaya karena dia menerima asap,” katanya.
Di Surabaya, Umul enggan membeberkan ada berapa kasus balita meninggal karena asap rokok. Meski demikian, kata dia, Dinkes Surabaya terus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak merokok. Selain itu, setiap warga masyarakat harus menjaga pola hidup sehat dan makan teratur dan bergizi serta olahraga.
“Angka kematian anak-anak karena asap rokok kami kurang tahu. Sebenarnya saya tahu info dari teman dekat dan keluarga. Ternyata penyebabnya dan sudah ditelusuri orang tuanya perokok. Mungkin sudah alergi anaknya kemudian kena infeksi, itu kan lebih cepat,” terangnya.
Diakui Umul, untuk bisa berhenti merokok harus melalui beberapa tahapan terapi. Meski demikian yang paling penting adalah niat tidak merokok.
“Dari dinkes sudah ada regulasinya. Mulai kawasan tanpa rokok, jadi ada pembatasan merokok dan di ruang khusus. Kami sudah ada pilot project kampung bebas rokok, pesantren bebas rokok juga,” jelas Umul.
Pada kesempatan sama, Anggota Komisi IX DPR RI, Dra Lucy Kurniasari menekankan pada sosialisasi perlu digenjot akan bahayanya merokok, baik perokok aktif dan pasif.
“Sekarang ini kan sudah ada imabauan dari PBB terkait dengan ruangan khusus bagi perokok. Setiap gedung itu ada tempat khusus untuk merokok. Itu harus dilaksanakan,” katanya.
Mantan Ning Suroboyo tahun 1986 ini menyarankan perlu adanya sinergitas antara pemerintah pusat dengan Kabupaten dan Kota. Selain itu juga sinetgitas DPR dengan DPRD Kabupaten dan Kota.
“Memang perlu adanya sosialisasi dan mendorong agar supaya iklan rokok itu yang dimunculkan bahayanya. Sehingga untuk bisa menekan jumlah anak-anak yang merokok bisa ditekan serta bagi perkokok aktif untuk bisa berhenti demi keselamatan keluarganya. Ini demi mewujudkan Nawa Cita salah satunya meningkatkan kualitas hidup manusia,” pungkas Ning Lucy sapaan akrabnya ini. (geh)

Tags: