Prinsip Mengajar Orang Jepang

Metode Belajar TiongkokJudul            : Metode Mengajar ala Tiongkok dan Jepang
Penulis        : Nikola Dickyandi
Penerbit      : Diva Press
Terbit           : Maret 2015
Tebal            : 192 Halaman
ISBN             : 978-979-21-4239-6
Peresensi   : Ngarjito Ardi Setyanto
Mahasiswa PA di Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga

Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki peradaban yang maju. Bahkan penemuan-penemuan mesin dan sejenisnya sering ditemukan di dataran negeri Jepang. Nah, salah satu indikator negara yang memiliki peradaban yang maju adalah kualitas masyarakatnya. Demi mencapai kualitas, salah satu cara uang efektif digunakan adalah pendidikan.
Buku Nikola ini memberikan gambaran bagaimana mewujudkan pendidikan yang baik. Penulis menjelaskan, dalam mengajar ditekankan untuk mengajarkan nilai moral melalui empat aspek, yaitu Menghargai Diri Sendiri (Regarding Self), Menghargai Orang Lain (Relation to Others), Menghargai Lingkungan dan Keindahan (Relation to Nature & the Sublime), serta menghargai kelompok dan komunitas (Relation to Group & Society). Keempatnya diajarkan dan ditanamkan pada setiap anak sehingga membentuk perilaku mereka.
Keempat tersebut diajarkan semenjak tingkat sekolah dasar. Bahkan dalam pendidikan di SD Jepang selalu menanamkan pada anak-anak bahwa hidup tidak bisa semaunya sendiri, terutama dalam bermasyarakat. Mereka perlu memerhatikan orang lain, lingkungan, dan kelompok sosial. Tak heran kalau kita melihat dalam realitasnya, masyarakat di Jepang saling menghargai. Di kendaraan umum, jalan raya, maupun bermasyarakat, mereka saling memperhatikan kepentingan orang lain. Rupanya hal ini telah ditanamkan sejak mereka berada di tingkat pendidikan dasar.
Empat kali dalam seminggu, anak saya kebagian melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Ia harus membersihkan dan menyikat WC, menyapu dapur, dan mengepel lantai. Setiap anak di Jepang, tanpa kecuali, harus melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Akibatnya mereka bisa lebih mandiri dan menghormati orang lain.
Kebersahajaan juga diajarkan dan ditanamkan pada anak-anak sejak dini. Nilai moral jauh lebih penting dari nilai materi. Mereka hampir tidak pernah menunjukkan atau bicara tentang materi. Anak-anak di SD Jepang tidak ada yang membawa handphone, ataupun barang berharga. Berbicara tentang materi adalah hal yang memalukan dan dianggap rendah di Jepang.
Keselarasan antara pendidikan di sekolah dengan nilai-nilai yang ditanamkan di rumah dan masyarakat juga penting. Apabila anak di sekolah membersihkan WC, maka otomatis itu juga dikerjakan di rumah. Apabila anak di sekolah bersahaja, maka orang tua di rumah juga mencontohkan kebersahajaan. Hal ini menjadikan moral lebih mudah tertanam dan terpateri di anak. Dengan kata lain, orang tua tidak “membongkar” apa yang diajarkan di sekolah oleh guru. Mereka justru mempertajam nilai-nilai itu dalam keseharian sang anak.
Saat makan siang tiba, anak-anak merapikan meja untuk digunakan makan siang bersama di kelas. Yang mengagetkan saya adalah, makan siang itu dilayani oleh mereka sendiri secara bergiliran. Beberapa anak pergi ke dapur umum sekolah untuk mengambil trolley makanan dan minuman. Kemudian mereka melayani teman-temannya dengan mengambilkan makanan dan menyajikan minuman.
Hal seperti ini menanamkan nilai pada anak tentang pentingnya melayani orang lain. Ketika rasa ini dimiliki peserta didik semenjak kecil, maka ketika mereka menjadi pejabat publik bisa melayani dengan sepenuh hati. Karena kebiasaan yang dilakukan setiap hari, sulit hilang dari alam bawah sadar manusia.
Dalam pendidikan di Jepang sangat menekannya bahwa hakikat pendidikan dasar adalah juga membentuk budaya, moral, dan budi pekerti, bukan sekedar menjadikan anak-anak kita pintar dan otaknya menguasai ilmu teknologi. Apabila halnya demikian, kita tak perlu heran kalau masih melihat banyak orang pintar dan otaknya cerdas, namun miskin moral dan budi pekerti. Mungkin kita terlewat untuk menginternalisasi nilai-nilai moral saat SD dulu. Mungkin waktu kita saat itu tersita untuk menghafal ilmu-ilmu “penting” lainnya.
Dalam buku ini tidak hanya menjelaskan bagaimana prinsip pendidikan di Jepang, tetapi juga memberikan cara mengamplikasikan pendidikan yang baik. Jika pendidikan semacam ini bisa diterapkan dalam pendidikan di Indonesia, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang manju dan beradab.

                                                                                                                 ——– *** ——–

Rate this article!
Tags: