Probolinggo Doa Bersama, Malang Memanas

KSPSI Kota Probolinggo tolak UU Cipta Kerja dengan menggelar do’a bersama. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Banyak cara dilakukan buruh untuk menyampaikan aspirasinya, seperti yang dilakukan oleh
DPC Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI) Kota Probolinggo menggelar doa bersama sebagai bentuk perubahan terhadap UU Cipta Kerja yang baru saja disahkan DPR RI beberapa waktu lalu. Sedangkan di Kota Malang demo berlangsung memanas.
Kegiatan yang dilaksanakan di kantor sekretariat DPC K-SPSI dihadiri Wawali Mochammad Soufis Subri, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya, Ketua DPRD Abdul Mujib, Perwakilan Apindo Sahri, Ketua K-SPSI M Faisol, Plt DPMPTSP Aman Suryaman serta anggota organisasi tersebut.
Ketua DPC K-SPSI Kota Probolinggo tidak menginstruksikan turun ke jalan seperti yang dilaksanakan di daerah lain karena ada berbagai pertimbangan, setelah berkoordinasi dengan para petinggi di Kota Probolinggo.
“Kami harus bangkit, doa bersama dengan tujuan utama bagaimana bisa mengambil makna dari semuanya. Menjalani semua tanpa ada kerusuhan-kerusuhan. Saat ini kami mengadakan doa bersama dengan tujuan tidak lepas dari sebuah keadilan, “kata M.Faisol.
Pihaknya berharap, UU Cipta Kerja dapat bermanfaat bagi semuanya walaupun di sisi lain semua pengurus di Jatim menolak UU tersebut melalui aksi turun ke jalan. “Tapi, kami di Kota Probolinggo mengadakan acara seperti ini, kemasannya meminta petunjuk kepada Allah SWT omnibus law yang ada di Indonesia bermanfaat untuk semua,” tegasnya.
Perwakilan Apindo Kota Probolinggo, Sahri mengungkapkan keprihatinannya terkait UU Cipta Kerja tersebut. Katanya, Apindo memahami situasi dan kondisi yang terjadi secara global melanda Indonesia. Mengingat kondisi tersebut, maka DPD Apindo tetap mengharap hal atau pasal yang kurang berkenan akan mendapat dukungan atau persetujuan melalui upaya hukum di Mahkamah Konstitusi (MK). “Prosedur itu harus dilakukan, sehingga tidak ada permasalahan. Apindo tidak menolak tapi mana yang kami rasa perlu pengungkit untuk dapat dilakukan pembetulan, “cetusnya.
Sementara itu, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya menyampaikan rasa bangganya karena DPC K-SPSI mau menerima masukan untuk melakukan kegiatan yang lebih pas sebagai wujud gerakan menolak UU Cipta Kerja.
“Saya sampaikan, saat meminta maaf ke manusia susah dan kecewa, ya minta sama Allah SWT. Mengikuti apa yang ditetapkan Allah SWT, selanjutnya nanti itu rahasia Allah SWT. Inilah acaranya (doa bersama), meminta keadilan sama Allah SWT yang terbaik bagi teman-teman (pekerja) dan masyarakat Kota Probolinggo, “tutur kapolresta.
“Kalau Kota Probolinggo aman dan kondusif, harapannya nanti investor pindah kesini. Yang jelas, saya siap menerima curhatan, pengaduan apa saja sepanjang kami bisa membijaksanai. Bisa memberikan solusi secara musyawarah, “tegas AKBP Ambariyadi.
Wawali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri mengapresiasi kerja keras pekerja di kota ini. “Saya bangga atas kerja keras panjenengan semua dapat melaksanakan kegiatan lebih ke arah persuasif. Kegiatan ini (doa bersama) nilainya jauh lebih besar dalam mengawal kebijakan omnibus law, “tuturnya.
Sementara itu demo buruh menolak UU Cipta Kerja berlangsung rusuh, ribuan massa yang tergabung pada aliansi mahasiswa dan buruh, melakukan aksi demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law di depan gedung DPRD Kota Malang.
Hanya beberapa saat setelah menyampaikan aspirsinya, aksi demonstrasi berujung ricuh. Aksi saling dorong terjadi, bahkan massa demonstran melempar batu dan sejumlah barang pada petugas keamanan.
Aparat kepolisian Resta Malang, dibantu Polres Blitar dan Polres Trenggalek berupaya melakukan barikade pengahalauan massa agar tidak sampai masuk ke dalam gedung DPRD. Sejumlah massa demonstasi berupaya merangsek mendekati gedung DPRD Kota Malang. Mereka berusaha menerobos penjagaan polisi di Jalan Sultan Agung atau sisi timur gedung dewan.
Sejumlah mobil yang berada di ruas jalan tersebut pun mengalami kerusakan akibat terkena lemparan batu. Satu unit bus milik Polres Batu bernopol X 55-35 mengalami kerusakan cukup parah, dan beberapa mobil plat merah juga menjadi sasaran amuk masa. Seluruh kaca mobil bus pecah akibat terkena lemparan batu. Untuk menghalau massa, polisi sempat menembakan gas air mata.
Kendati begitu, pemimpin orasi meminta massa aksi untuk tidak melakukan kerusuhan. Ia berharap massa aksi tidak terprovokasi. “Tenang teman-teman, kita di sini sedang melakukan aksi. Jangan sampai terpancing dengan anarkis,” ujar seorang pemimpin orasi.
Tak hanya di kawasan Balikota Malang dan gedung DPRD Kota Malang, aksi itu juga terjadi di kawasan Stasiun Kotabaru Malang. Pihak stasiun pun menambah personil keamanan selama aksi demo berlangsung.
“Kami siagakan Polsuska sebanyak 9 orang, ditambah personil security lengkap sebanyak 12 orang. Kami juga dibantu personil TNI AL untuk membantu pengamanan di area stasiun,” kata Kepala Stasiun Malang, Heru Suprapto.
Akibat aksi demo tersebut, poros jalan utama di depan stasiun sempat ditutup untuk masyarakat umum. Namun kondisi ini tidak mengganggu perjalanan kereta api. “Sejak pagi hingga siang ada 7-8 perjalanan kereta api. Berjalan lancar,” ungkapnya. [wap.mut]

Tags: