Produksi Bawang Merah Diprediksi Meningkat

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Sampai saat ini, Jatim masih menjadi salah satu sentra produksi bawang merah di Indonesia. Pada tahun 2014 produksi bawang merah Jatim 293,18 ribu ton, mengalami peningkatan 50,09 ribu ton atau 20,61 persen dibandingkan dengan pada  2013 yang hanya 243,09 ribu ton.
Peningkatan produksi tersebut disebabkan meningkatnya luas panen dan produktivitas masing-masing sebesar 4,62 ribu hektare atau 17,76 persen dari 26.0300 hektare pada tahun 2013 menjadi 30.652 hektare tahun 2014. Dan 0,22 ton per hektare atau 2,36 persen dari 9,34 ton per hektare tahun 2013 menjadi 9,56 ton per hektare tahun 2014.
“Musim kali ini diharapkan tahun ini produksi bawang merah Jatim diprediksi meningkat dibandingkan sebelumnya dan harganya terus membaik,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Jatim, M Sairi Hasbullah, Minggu (13/9).
Dikatakannya, ada empat kabupaten di Jatim yang memberikan kontribusi terbesar  produksi bawang merah terbesar di Jatim tahun 2014 adalah Kabupaten Nganjuk dengan produksi sebesar 140,22 ribu ton diikuti Probolinggo sebesar 57,04 ribu ton, Sampang dan Pamekasan masing-masing sebesar 27,28 ribu ton dan 13,80 ribu
Kenaikan produksi bawang merah pada tahun 2014 terjadi di Kabupaten Nganjuk sebesar 22,72 ribu ton atau 19,34 persen disusul,Kabupaten Probolinggo 9,76 ribu ton atau 20,63 persen dan Kabupaten Sampang sebesar 2,8 ribu ton atau 11,43 persen. Sementara itu, penurunan produksi bawang merah terjadi di Kabupaten Pamekasan sebesar 179 ton atau -1,28 persen.
Perkembangan produksi bawang merah per triwulan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Produksi bawang merah pada tahun 2014 dibandingkan dengan produksi tahun 2013 per triwulanan mengalami peningkatan, di triwulan I sebesar 10,48 ribu ton atau 26,92 persen, triwulan II sebesar 15,51 ribu ton atau 27,56 persen, triwulan III sebesar  17,72 ribu ton atau 21,16 persen dan triwulan IV sebesar 6,37 ribu ton atau 9,94 persen.
Untuk produksi triwulanan pada tahun 2013 dibandingkan dengan produksi triwulanan tahun 2012 mengalami peningkatan di triwulan I, II dan IV. Peningkatan di triwulan I sebesar 7,68 ribu ton atau 24,58 persen, di triwulan II sebesar 16,96 ribu ton atau 43,11 persen dan di triwulan IV sebesar 14,19 ribu ton stsu 28,43 persen. Sedangkan di triwulan III mengalami penurunan sebesar 18,61 ribu ton atau -18,18 persen dari 102,34 ribu ton tahun 2012 menjadi 83,74 ribu ton tahun 2013.
Perkembangan luas panen bawang merah selama periode tahun 2012 sampai dengan 2014 menunjukkan pola yang sama  yaitu luas panen meningkat dari triwulan I sampai triwulan III kemudian menurun di triwulan IV, dengan puncak panen terjadi di triwulan III. Dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi peningkatan luas panen di setiap triwulan di tahun 2014. Luas panen triwulanan di tahun 2014 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan luas panen triwulan di tahun 2013.
Harga bawang merah di pasar-pasar tradisional Jatim mengalami flugtuatif atau naik turun. Saat ini harga bawang merah di sekitar Rp 16.000/kg atau naik dari sebelumnya hanya Rp 13.500/kg. Sementara harga bawang putih naik cukup drastis yang sebelumnya Rp 14.500/kg saat ini naik mencapai Rp 20.000/kg. Naiknya harga bawang putih dikarenakan bawang putih masih impor, dimana nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah, sedangkan transaksi impor menggunakan uang dollar. [rac]

Tags: