Produksi Cabe Jatim Diprediksi Meningkat

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Produksi cabe di Jatim pada 2014 deprediksi meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Produksi cabe merah besar segar Jatim pada 2013 mencapai 101,69 ribu ton. Ini  meningkat 2,02 ribu ton atau 2,02 persen  dibandingkan produksi 2012 yang hanya 99,67 ribu ton.
Jika dilihat perkembangannya dari kabupaten di Jatim yang berpotensi cocok untuk tanaman cabe adalah Kabupaten Malang, Blitar dan Kabupaten Kediri. Kabupaten Blitar mengalami peningkatan tertinggi pada tanaman cabe dengan besaran 5,35 ribu ton atau 70,75 persen dari 7,07 ribu ton pada produksi 2012. Kemudian menjadi 12,42 ribu ton pada 2013.
Dalam kurun waktu 2011-2013 produksi cabe merah besar Jatim meningkat. Untuk produksi cabe merah besar tertnggi pada 2013 meskipun luas panenennya turun 617 hektare atau 4,38 persen tetapi produksi meningkat 0,48 ton per hektare atau 6,78 persen
Rata-rata produktivitas per hektare untuk cabai merah besar sekitar 8-9 ton. Sedangkan konsumsi cabai merah besar Jatim mengandalkan produksi dari 1.200-1.300 hektare per bulan sudah cukup. Atau setara dengan 9.600-15.000 ton per bulan. Sedangkan konsumsi cabai rawit dari 4.000 hektare per bulan atau setara dengan 24.000 ton.
Sisanya dikirim ke Jakarta, Tangerang, Bandung, Kalimantan dan berbagai daerah lainnya. Tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga, tapi produksi cabai Jatim juga menyuplai kebutuhan industri seperti untuk bahan baku pembuatan sambal. Baik industri besar maupun skala rumah tangga.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, M Sairi Hasbullahmengatakan, dengan produksi tersebut dari sisi on farm, produksi cabe, baik cabe merah dan cabe rawit mencukupi untuk konsumsi daerah Jatim.
“Tetapi produksi cabe Jatim tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri, melainkan juga untuk masyarakat Indonesia terutama wilayah Indonesia Timur seperti NTT,NTB dan Kalimantan,” katanya, di Surabaya, Selasa (19/8)
Sairi menjelaskan, penyumbang produksi cabe terbesar di Jatim pada 2013 adalah Kabupaten Malang 25,02 ribu ton, Tuban 18,14 ribu ton, Kabupaten Blitar 12,42 ribu ton, dan Kabupaten Kediri 8,56 ton
Mengenai letusan Gunung Kelud, Sairi juga mengatakan, tidak terlalu signikan menggangu produksi cabe di Jatim. Karena yang terkena imbas abu vulkanik Gunung kelud hanya tiga kabupaten di Jatim.
Tiga kabupaten itu pun tidak semua daerahnya terkena abu Kelud. Paling parah maksimal dalam radius 20 km dari puncak Kelud sehingga harga cabe tetap terkendali bahkan saat ini harga cabe di pasar tradisional Jatim cukup stabil.
Hasil pantauan di pasar tradisional Surabaya dan data harga dari Disperindag Jatim pada Selasa (19/8) harga cebe merah besar keriting rata-rata Rp 9.600/kg, cabe merah besar biasa Rp 9.500/kg dan cabe rawit Rp 16.800/kg. Ini menunjukan harga cabe di pasar-pasar tradisional Jatim cukup stabil. [rac]

Tags: