Produksi Diprediksi Naik, Cukai Rokok Capai Rp 130 T

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov, Bhirawa
Jika produksi 2014 mampu mencapai 360 miliar batang, tahun ini diperkirakan naik menjadi 375 miliar batang. Dengan kenaikan yang cukup besar itu, maka pemasukan devisa Negara dari pita cukai rokok bisa mencapai Rp 130 triliun.
“Tahun lalu pendapatan cukai Rp 118 triliun. Tahun ini bisa mencapai Rp 130 triliun. Sebanyak 75 persen cukai disumbang Jatim, karena pabrik rokok besar mayoritas semuanya ada di Jatim,” kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Moch Samsul Arifien, Senin (24/8).
Menurutnya, jika cukai tahun ini bisa mencapai Rp 130 triliun, maka Jatim menyumbangkan Rp 100 triliun. “Sebenarnya kalau cukai rokok naik semakin tinggi ya bagus sebab sekarang ini permintaan rokok putihan yang berukuran slim semakin tinggi dan berdampak meningkatkan produksinya. Pabrikan sekarang lebih menyesuaikan permintaan pasar,” katanya.
Disisi lain, Samsul memaparkan, saat ini tembakau yang memiliki kadar nikotin rendah, seperti tembakau virginia dan tembakau ram Madura sudah banyak dibudidayakan oleh petani Jatim, di antaranya di Bojonegoro, Lamongan, Jombang dan Madura.
Beberapa jenis tembakau yang memiliki kadar nikotin rendah diantaranya adalah virginia dengan kadar nikotin 2%, ram Madura dengan kadar nikotin dibawah 2%. Tembakau jenis ram Madura sudah dibudidayakan di lahan yang mencapai sektar 130.000 hektar dengan produksi sekitar 110.000 ton per tahun. Sementara virginia mencapai 150.000 hektar dan Barley mencapai 2.500 hektar.
Menilik itu semua, lanjut Samsul, Jatim telah siap menghadapi pergeseran pasar rokok dari pasar rokok kretek ke pasar rokok putihan dengan kadar nikotin rendah. Di Jatim, petani tembakau tidak hanya menanam jenis tembakau dengan kadar nikotin tinggi tapi sudah banyak yang menanam tembakau kadar nikotin rendah, seperti virginia dan ram Madura.
Samsul yakin jika pasar rokok domestik masih akan tetap bertumbuh walaupun sudah dikerdilkan melalui berbagai kebijakan. Hanya saja, tambah dia, karena kebijakannya lebih berpihak kepada rokok putihan, maka akan ada pergeseran pasar, sebab penikmat rokok akan dipaksa beralih dari kretek ke putihan.
Dari segi produksi jumlah rokok, ribuan pabrik rokok di Jatim memiliki kapasitas 169,9 miliar batang lebih dari total produksi nasional. Dalam pertembakauan nasional, Jatim mampu berikan kontribusi sebesar 83.404 ton atau sekitar 50-55 persen dari kebutuhan nasional. Artinya, dengan banyaknya jumlah produski tembakau, maka wajar jika kontribusi untuk cukai rokok juga tinggi.
Untuk itu, ia menyatakan kesiapan Jatim untuk memasok kebutuhan bahan baku tembakau dengan kadar nikotin yang rendah kepada perusahaan rokok nasional. Kondisi tersebut dengan melihat realisasi penanaman jenis tembakau dengan kadar nikotin rendah disejumlah wilayah Jatim. [rac]

Tags: