Produksi Garam Probolinggo Tembus 18.254 Ton

Para petani tambak garam di Probolinggo panen raya, produksinya meningkat tajam.

Para petani tambak garam di Probolinggo panen raya, produksinya meningkat tajam.

Probolinggo, Bhirawa
Produksi garam melalui program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) di Kabupaten Probolinggo hingga pada bulan Oktober tahun 2014 mencapai 18.254 ton. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan produksi garam di tahun 2013 yang hanya mencapai 11.515 ton.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi, Rabu 26/11 di ruang kerjanya. Program Pugar dilaksanakan mulai tahun 2011-2014. Keberhasilan yang dicapai selama empat tahun tersebut adalah tidak ada lagi garam impor untuk konsumsi. “Tetapi untuk industri masih impor. Program ke depan jika produksi garam seperti apa yang ada sekarang ini dan itu bisa ditingkatkan lagi maka  tidak ada lagi impor garam untuk industri,” ungkapnya.
Sebelum adanya program Pugar, pemberdayaan garam rakyat dibiarkan begitu saja oleh pemerintah. Hal ini yang membuat produksi garam rakyat di Kabupaten Probolinggo tidak stabil.
Akan tetapi setelah adanya program Pugar, usaha garam rakyat terus meningkat dari tahun ke tahun. Namun batasannya, kami hanya sampai kepada penyediaan stok garam dan tidak sampai iodisasi. Sebab itu merupakan kewenangan dari Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan),” jelasnya.
Pengembangan usaha garam rakyat di Kabupaten Probolinggo tersebar di Desa Randutatah, Kecamatan Paiton, Desa Kebonagung, Sidopekso, Kalibuntu dan Asembagus Kecamatan Kraksaan, Desa Penambangan dan Sukokerto Kecamatan Pajarakan dan Desa Klaseman, Pesisir, Gending, Pajurangan dan Curahsawo Kecamatan Gending.
Sedangkan luas lahan sentra garam di Kabupaten Probolinggo tahun 2014 mencapai 382,235 hektar dengan jumlah petambak garam 538 orang. Mereka tergabung dalam 60 kelompok.
Produksi dan harga jual garam tahun inipun naik dibandingkan tahun lalu. Saat ini, harga di Kabupaten Probolinggo mencapai Rp 350 hingga Rp 575 per kilogram.
Kenaikan produksi garam tersebut disebabkan pada musim kemarau tahun ini lebih panjang dibandingkan tahun lalu. Dengan masa produksi yang lebih panjang sejak pertengahan Juni lalu, produksi garam di Kabupaten Probolinggo hingga per September 2014 sudah melampaui jumlah produksi tahun lalu. Sedangkan tahun lalu, kemarau hanya berlangsung sekitar 1,5 bulan saja.
Sesuai dengan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG),  hujan akan turun mulai November ini. Dengan begitu petani garam memiliki masa produksi kurang lebih dua bulan lagi. Di dua bulan itulah produksi bertambah. “Dengan cacatan tidak turun hujan hingga Desember nanti,” ungkapnya.
Tahun 2012 lalu jumlah produksi garam yang dihasilkan mencapai 32.200,836 ton. Pada tahun tersebut, petani memiliki waktu produksi sekitar tujuh bulan. Sedangkan tahun 2013, petani garam memiliki waktu lebih pendek karena anomali cuaca yang terus terjadi sepanjang tahun.
Untuk mempertahankan harga garam kami terus melakukan kerjasama dengan sejumlah industri untuk menyerap garam lokal. Sebab, ada beberapa industri di Kabupaten Probolinggo yang masih menggunakan garam impor. Kami sudah menjajaki kemungkinan itu,” tambahnya. [wap]

Tags: