Produksi Ikan Kab.Lamongan Capai 121.915 Ton

Suasana Pasar Ikan Lamongan yang dipenuhi pedagang saat melakukan transaksi jual beli ikan hasil petambak setempat.

Suasana Pasar Ikan Lamongan yang dipenuhi pedagang saat melakukan transaksi jual beli ikan hasil petambak setempat.

Lamongan, Bhirawa
Produksi perikanan Lamongan tahun ini naik tipis sebesar 4,23 persen dibandingkan dengan tahun 2014. Yakni dari 116.972,36 ton  di tahun 2014 menjadi 121.915,40 ton di sepanjang tahun 2015.
“Realisasi produksi perikanan tersebut juga melebihi target yang diharapkan sebelumnya bisa mencapai sebesar 109.237,56 ton, “ ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Suyatmoko melalui Kabag Humas dan Infokom Sugeng Widodo, Kamis (21/1).
Rincian produksi tahun 2015 tersebut, lanjut dia, dari perikanan tangkap laut sebesar 72.346 ton, perairan umum 2.964,5 ton dan perikanan budidaya 46.604,9.  “Tahun lalu kami hanya menargetkan sebesar 64.725 ton dari perikanan tangkap laut, sebesar 3.105,56 ton perairan umum dan 41.407 ton perikanan budidaya, “ imbuh Sugeng.
Sementara jika dilihat dari target perairan umum, produksi tahun 2015 mengalami penurunan. Hal itu menurut dia disebabkan karena lamanya musim kemarau di tahun 2015. Namun secara keseluruhan, produksi perikanan tahun 2015 mengalami peningkatan.
Jika dilihat dari nilai produksinya, produksi perikanan tahun 2015 mencapai Rp 2.066.126.188.437. Rinciannya, dari perairan umum sebesar Rp. 53.963.637, dari produksi perikanan tangkap menghasilkan hingga sebesar Rp.  940.041.822.000, dan nilai produksi perikanan budidaya sebesar Rp. 1.126.030.402.800.
Realisasi nilai produksi ini juga naik dibanding tahun lalu. Pada perikanan tangkap maupun budidaya tahun 2014, nilai produksinya mencapai sebesar Rp. 895.108.951.000.  Sedangkan pada perikanan budidaya, nilai produksinya mencapai Rp. 972.879.947.500.
Lamongan dikenal sebagai penghasil ikan terbesar di Jawa Timur, namun produksi yang besar itu tidak serta merta menunjukkan peningkatan kesejahteraan nelayan. Ikan yang dihasilkan sebagian besar dijual begitu saja tidak ada nilai tambah dan kualitas produksi olahan kurang.
Masyarakat nelayan diminta memberi nilai tambah pada ikan melalui Klinik Iptek Mina Bisnis (Kimbis) di Desa Weru Komplek, Kecamatan Paciran. Ditempat tersebut selama ini dikenal sebagai salah satu sentra industri pengolahan produk perikanan skala rumah tangga. Keberadaan Kimbis menjadi sangat penting untuk nelayan. Lembaga bentukan Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan itu hanya ada 11 di Indonesia, satu diantaranya di Lamongan sebagai  daerah yang sudah ditetapkan sebagai kawasan minapolitan perikanan tangkap dan budi daya. [yit]

Tags: