Produksi Jagung Meningkat 60 Kwintal Perhari di Kabupaten Probolinggo

Petani jagung dikabupaten Probolinggo mulai panen.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Selama musim kemarau tahun ini, banyak petani di Kabupaten Probolinggo yang beralih tanam. Petani yang sebelumnya menanam bawang, beralih menanam jagung. Karenanya, produksi jagung selama kemarau ini terus mengalami peningkatan. Hal ini diungkapkan petani sekaligus pengepul Jagung di Wilayah Sumnerasih, Edi Sunarko, Senin 9/9.
Menurutnya, petani banyak yang beralih tanam sejak Juni lalu. Sehingga, pada Agustus-September, produksi jagung mulai ada peningkatan. Sebab, tanaman petani sudah banyak yang panen.
Peralihan tanam ini tidak hanya terjadi di desanya. Petani di sejumlah kecamatan lain di Kabupaten Probolinggo, juga sama. “Saya tidak hanya mengambil barang dari daerah saya saja. Tapi, juga di daerah lain. Jadi, saya tahu kalau ada pengalihan tanam petani,” ujarnya.
Meningkatnya produktivitas jagung juga dikarenakan mudahnya perawatan tanaman jagung. Di samping tidak terlalu banyak makan air, modal menanam jagung juga tidak sebesar menanam bawang. Niman mengaku, bulan ini bisa mengumpulkan jagung dari para petani sebanyak 2 ton per hari. “Banyak orang beralih tanam, karena musim kemarau kekurangan air. Tanamn jagung juga tidak ruwet,” jelasnya.
Hal yang sama diungkapkan Slamet yang juga pengepul jagung ini mengaku, selama kemarau semakin mudah mendapatkan jagung. Perbedaannya sangat jauh dibanding dengan musih hujan. “Kalau musim hujan jarang petani yang menanam jagung,” katanya.
Selama kemarau, perawatan jagung yang sudah dipanen juga mudah. Bila musim hujan untuk mengeringkan jagung butuh sepekan, kata Slamet, selama kemarau hanya butuk sehari semalam. “Ini juga menjadi salah satu penyebab petani banyak beralih menanam jangung,” jelasnya.
Kabid Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo Yulis Setyaningsih, menurutnya selama kemarau banyak petani yang beralih menanam jagung. Sehingga, produksinya juga meningkat. “Untuk produktivitasnya ada pada 60 kuintal per hari,” tandasnya.
Hasil panen komoditi jagung di Kabupaten Probolinggo ditahun 2019 alami surplus. Padahal lahan pertanian mengalami penurunan yang terimbasTol Pasuruan-Probolinggo (Paspro). Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo mencatat produksi jagung yang mencapai 250 ribu ton. Sementara yang dikonsumsi oleh masyarakat sebesar 4.000 hingga 5000 ton. Sehingga masih terdapat surplus yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional.
“Saat ini areal tanaman jagung di Kabupaten Probolinggo turun dibandingkan dengan sebelumnya. Namun dengan berbagai upaya, produksinya melimpah. Pemerintah pusat mengakui bahwa di Kabupaten Probolinggo masih cukup untuk mensupplay kebutuhan stok pangan jagung di Jawa Timur,” jelasnya.
Pengakuan pemerintah pusat pada Probolinggo untuk menyuplai kebutuhan stok pangan jagung di Jawa Timur, patut disyukuri. Jagung dari Kabupaten Probolinggo selama ini diserap oleh produsen pakan ayam. Sesuai HET, jagung pipilan dijual Rp.3.150 per kg. Harga jual itu bisa lebih tinggi, jika belum masa panen, yakni Rp.4.000 per kg
“Dalam rangka menunjang harga jagung, alat pengeringan jagung memang sangat dibutuhkan. Untuk mengurangi biaya produksi tani, alat pemipil jagung sangat sangat diperlukan. Harapannya harga jagung stabil sehingga harga pakan ternak stabil. Sehingga pada akhirnya harga telur ayam ikut stabil. Serta bisa terus surplus jagung untuk menunjang ketahanan jagung di nasional,” paparnya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) RI Agung Hendriadi, pada produksi jagung secara nasional mencapai 1,3 juta ton. Ia beeharap agar pada bulan Januari 2019 ini, panen jagung petani bisa mencapai 100 ribu ton.
“Kalau tercapai, maka capaian tersebut sama dengan jagung yang diimpor tahun 2018, sehingga memenuhi kebutuhan pakan ternak,” tambahnya.(Wap)

Tags: