Produksi Jamu Cilacap Perlu Diwaspadai

Untuk memastikan bahwa jamu yang dikonsumsi aman, masyarakat harus selektif dalam memilih jamu.

Surabaya, Bhirawa
Poliklinik Pengobatan Komplementer RSUD dr Soetomo-FK Universitas Airlangga mengingatkan supaya masyarakat tetap berhati-hati bila konsumsi jamu, terutama, jamu kemasan yang diproduksi dari Cilacap.
Kepala Poliklinik Pengobatan Komplementer RSUD dr Soetomo, dr Arijanto Jonosewojo, Sp PD Finasim mengatakan jika hampir seluruh jamu kemasan produksi Cilacap seringkali dicampuri bahan-bahan di luar jamu tradisional. Salah satunya yakni campuran bahan kimia. “Jamu itu ya  jamu, tidak boleh dicampur oleh bahan kimia,” kata Arijanto
Menurutnya, jika ada campuran kimia dalam jamu, maka akan ada efek samping. Baik efek langsung jangka pendek maupun jangka panjang. “Kalau jangka pendek keringat dingin atau serangan jantung,” ungkapnya. Untuk efek samping jangka panjang seperti akan terjadi diabetes, diabetes, gastro entritis, osteoporosis dan lainnya.
Diakui Ari, memang efek minum jamu kemasan tersebut manjur. Jika, sakitnya panas, maka langsung dingin. Padahal, lanjut ketua program studi pengobat tradisional tersebut, yang namanya jamu efeknya tidak langsung. Karena fungsi jamu sebenarnya yakni untuk pengobatan kuratif dan preventif. “Jadi waktu ada orang sakit minum jamu ya terlambat. Jamu itu untuk mencegah sakit, bukan mengobati,” tegasnya.
Hal itu karena kandungan tanin dalam jamu tradisional memiliki efek yang lambat. Berbeda dengan bahan kimia yang proses penyerapannnya cepat. “Konsumsi obat dan jamu itu tidak boleh bareng. Karena kedua bahannya berbeda,” ungkapnya. Kendati demikian, pengobatan tradisional dan modern tetap bisa dijalankan secara bersamaan. Apalagi, saat ini pengobatan secara herbal sedang digalakkan di dunia.
Lebih lanjut Ari mengatakan, jika ada orang yang ingin melakukan pengobatan tradisional dan modern secara bersama. Maka konsumsi obat modern didahulukan terlebih dahulu, dua jam kemuidian baru konsumsi jamu tradisional.
Sebelumnya, Kepala Bidang Sertifikasi Informasi Konsumen BPOM Surabaya, Retno Chatulistiana mengungkap jika sudah sejak lama pihaknya mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dengan jamu kemasan. ” Beberapa jamu kemasan yang sering kita razia memang dari Cilacap, karena kandunganya tidak jelas,” ungkapnya.
Menurut dia, ada sekitar 321 produk jamu kemasan yang masuk daftar berbahaya jika dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagian, merupakan jamu kemasan untuk penguat pria. “Biasanya ada campuran viagra, kalau sering dikonsumsi akan menyerang jantung,”  tandasnya. [dna]

Tags: