Produksi Padi Sidoarjo Tertinggi di Jawa Timur

PANEN PADI Pekerja Memanen Padi di Desa Beras Sekata, Deli Serdang. Gabah padi tersebut nantinya akan dijual kepengumpul seharga Rp 4000,-/Kg.

PANEN PADI
Pekerja Memanen Padi di Desa Beras Sekata, Deli Serdang. Gabah padi tersebut nantinya akan dijual kepengumpul seharga Rp 4000,-/Kg.

Sidoarjo, Bhirawa
Produktivitas panen hasil gabah padi di Kab Sidoarjo pada tahun 2015 lalu, hasilnya mampu membuat daerah ini tertinggi di Provinsi Jatim. Karena dalam lahan 1 ha, petani mampu menghasilkan rata-rata
sampai 7,3 ton.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kab Sidoarjo, Ir Anik Pudji Astutik, hasil itu tidak lepas karena upaya pendampingan yang terus dilakukan petugas dan pihak TNI AD seiring
dengan program swasembada pangan Nasional. Di Kab Sidoarjo frekwensi panen padinya bervariasi. Ada
wilayah kecamatan yang setahun bisa dua kali, ada yang tiga kali, tapi ada juga yang hanya mampu satu kali. Yang satu kali itu, menurut Anik, biasanya daerah itu sedang ada bencana. Seperti yang dialami oleh petani di Desa Kupang, Kec Jabon, karena mengalami musibah banjir.
”Tapi kalau dibuat rata-rata, IP atau indek pertamanan di Sidoarjo sekitar 2,5” jelas Anik, yang dibenarkan Kabid Tanaman Pangan, Ir Nurwatiningsih, Kamis ( 10/3) kemarin.
Meski kini musin hujan sedang berlangsung, tapi di sejumlah tempat di Sidoarjo sudah ada wilayah yang sudah  panen. Seperti pada akhir Januari kemarin di Kec Kembung panen dan di Kec Krian pada Bulan Pebruari. Wilayah -wilayah itu tak sama waktu panennya, sebab tergatung pada ketersediaan air dan mulai waktu tanam.
Menurutnya, musim hujan yang dialami petani ini sudah berlangsung sejak Oktober 2015 lalu. Sementara musim kemarau, diperkirakan akan mulai dialami pada Bulan April hingga September 2016.
Diakui musim hujan itu membuat proses fotosintesis matahari pada padi kurang maksimal. Sebab sinar matahari pada musim itu tidak terlalu banyak. Sehingga sinar matahari pada buliran padi tak maksimal. Ini bisa membuat buliran padi untuk berisi menjadi lama.
”Meski proses fotosintesis matahari kurang, tapi upaya kita untuk target produksi pada musin hujan, masih bisa kita capai, ini tak lepas karena pendampingan petugas dan penerapan sistim teknologi  pertanian yang di Sidoarjo menerapakan sistim jajar legowo, sistim ini prinsipnya membuat tanaman padi bagaimana caranya agar bisa mendapatkan sinar matahari yang cukup, jadi walau saat ini musim hujan tapi petani tidak sampai pasrah ,” papar Anik. [kus]

Tags: