Produksi Pertanian Susut Dimusim Kemarau

Produk PertanianSurabaya, Bhirawa
Produksi hasil pertanian di Surabaya mengalami penyusutan selama musim kemarau datang. Utamanya untuk produksi padi dan jagung. Kekeringan di sumber-sumber air menjadi salah satu penyebabnya.
Kabid Pertanian dan Kehutanan Dinas Pertanian (Distan) Surabaya Suryo Eko mengatakan, dalam meningkatkan produksi pertanian, Distan dibantu Komando Distrik Militer (Kodim) di Kota Pahlawan. Di antaranya Kodim Utara, Selatan, dan Kodim Timur.
“Mereka membantu kami sesuai kerjasama yang digagas Menteri Pertanian dengan Panglima TNI,” katanya, Rabu (2/9) kemarin.
Berdasar data dari Kodim tersebut, lanjut Suryo, total luas lahan panen padi dan jagung lebih sedikit dibandingkan luas lahan sesungguhnya. Di Kodim Utara luas tanaman padi sekitar 680 hektar, Kodim Selatan seluas 827 hektar, dan Kodim Timur seluas 268 hektar. Jadi, total luas tanaman padi di Surabaya mencapai 1.775 hektar.
“Data ini selama bulan Oktober 2014 sampai Juli 2015,” ujarnya.
Tapi, luas panen dari bulan Januari sampai Juli 2015 justru menyusut dari total luas tanaman padi, yakni seluas 1.223 hektar. Rinciannya, luas panen di Kodim Utara sebesar 475 hektar, Kodim Selatan 579 hektar, dan Kodim Timur 168 hektar. Menurut Suryo, data tersebut merupakan campuran antara tanaman padi dari irigasi dan tadah hujan.
Dia menjelaskan, luas panen tersebut tetap mampu memproduksi padi sebanyak 8.006,84 ton. Kodim Utara menghasilkan 3.111,99 ton, Kodim Selatan 3.395,74 ton, dan Kodim Timur 1.099,10 ton. “Untuk tanaman jagung, luas tanaman jagung di Surabaya mencapai 200 hektar. Namun luas panennya hanya 27 hektar. Produksi jagungnya mencapai 176,81 ton,” ungkapnya.
Suryo menambahkan, kecamatan di Surabaya yang mengalami kekeringan tersebar di berbagai wilayah. Di antaranya Kecamatan Sukomanunggal, sebagian Kecamatan Lakarsantri, dan Kecamatan Kenjeran. Berbagai upaya sudah dilakukan begitu pihaknya menerima laporan adanya kekeringan.
Distan dengan dibantu Kodim menurunkan dua mobil tangki yang membawa air. Air ini bisa dimanfaatkan petani untuk membuat embung buatan dari terpal. Bagi daerah yang masih memiliki sumber air tapi lokasinya jauh, pihaknya membantu mesin pompa.
“20 mesin pompa sudah kami sebar ke wilayah-wilayah yang dilaporkan mengalami kekeringan. Pompa ini kami pinjami. Selain itu ada mobil tangki yang siap mondar-mandir untuk mengangkut air,” pungkasnya. (geh)

Tags: