Produksi Rokok Tetap Alami Kenaikan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Pemprov Jatim, Bhirawa
Setiap tahun, produksi rokok ternyata masih mengalami peningkatan meskipun kampanye anti tembakau selalu digaungkan. Hal ini bisa terlihat pada tahun 2014 produksi rokok mampu mencapai 360 miliar batang, tahun 2015 meningkat menjadi 365 miliar batang atau naik 5 miliar batang dalam setahun.
“Kenaikan produksi rokok ini tidak ditunjang dengan kenaikan produksi tembakau. Impor tetap sama masih di kisaran 80-100 ribu ton per tahun. Produksi rokok naik karena permintaan rokok mild (berukuran kecil, red) lebih besar, sehingga jumlah produksi tembakau yang sama bisa menghasilkan rokok yang lebih banyak,” kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Moch Samsul Arifien.
Ia menuturkan, produksi tembakau Jatim tahun lalu mampu mencapai lebih dari 100 ribu ton. “Walaupun ada kampanye anti tembakau dan rokok, Jatim tidak akan merespon lebih. Gubernur Soekarwo telah menegaskan, tembakau harus terus ditanam di Jatim,” katanya.
Samsul menuturkan, sesuai kebijakan gubernur produksi tembakau Jatim bakal lebih ditata untuk menuju produksi tembakau low nikotin atau berkadar nikotin rendah. Saat ini tembakau Jatim yang low nikotin mencapai 55 persen.
Sedangkan yang berkadar nikotin sedang atau middle 30 persen dan 15 persen sisanya berkadar nikotin tinggi yakni jenis tembakau na oost (tembakau untuk cerutu) dan tembakau Jawa. “Petani kini masih banyak yang diperkenankan tanam tembakau berkadar nikotin antara 2,7-3 persen. Tapi ke depan harus kurang dari 2 persen, karena selera pasar dan konsumen rokok sekarang lebih banyak suka rokok mild atau slim dengan kadar nikotin rendah,” jelasnya.
Kendati demikian, untuk jenis tembakau kadar nikotin tinggi juga masih bisa tetap ditanam walaupun produksinya harus tetap dikurangi. Selama ini, tembakau kadar nikotin tinggi masih digunakan sebagai bahan baku rokok kretek atau sigaret kretek tangan (rokok yang diproduksi manual).
Menurutnya, pabrik rokok kini memang lebih banyak memproduksi rokok putih. “Sekarang semakin banyak peminat rokok slim dengan nikotin rendah jadi pabrik juga mulai banyak menyesuaikan dengan permintaan pasar,” ujarnya.
Beberapa jenis tembakau yang memiliki kadar nikotin rendah diantaranya adalah virginia dengan kadar nikotin 2%, ram Madura dengan kadar nikotin dibawah 2%. Tembakau jenis ram Madura sudah dibudidayakan di lahan yang mencapai sektar 130.000 hektar dengan produksi sekitar 110.000 ton per tahun. Sementara virginia mencapai 150.000 hektar dan Barley mencapai 2.500 hektar.
Samsul juga yakin jika pasar rokok domestik masih akan tetap tumbuh walaupun sudah dikerdilkan melalui berbagai kebijakan. Hanya saja, tambah dia, karena kebijakannya lebih berpihak kepada rokok putihan, maka akan ada pergeseran pasar, sebab penikmat rokok akan dipaksa beralih dari kretek ke putihan. [rac]

Rate this article!
Tags: