Produksi Susu di Kabupaten Kediri Merosot

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Kab Kediri, Bhirawa
Musim kemarau membuat produksi susu sapi di Kabupaten Kediri menurun drastic hingga  200 liter perhari . Salah satu penyebabnya adalah mengeringnya rumput yang selama ini menjadi makanan bagi ternak berkaki empat itu.
Hal ini membuat para peternak menggantikan rumput dengan daun tebu kering yang dicampur dengan konsentrat, sehingga membuat biaya produksi membengkak.
Subono salah peternak mengaku dalam kondisi normal satu ekor sapi mampu memproduksi susu hingga 40 liter per harinya,  tetapi karena asupan pakan rumput berkurang  dan cuaca panas yang terjadi saat ini satu ekor sapinya hanya dapat menghasilkan susu sekitar 20-30 liter saja.  “ Itupun saya harus menambah menu makanan dengan asupan comboran berupa konsentrat sebanyak 6 kilogram per ekor sapi  per hari’ kata Subono. Rabu (01/10)
Dari informasi yang dihimpun di sentra peternakan sapi Desa Babatan Kecamatan Ngancar  ini terdapat kurang lebih 50 orang peternak masing-masing peternak memelihara sapi perah lebih dari lima ekor sementara itu khusus di tempat peternakan subono terdapat sebanyak 25 eko sapi
Saat ini harga susu sapi perah curah berkisar antara 4 hingga 5 ribu rupiah per liter  apabila dibandingkan dengan tingginya biaya produksi akibat penambahan menu makanan alternatif berupa konsentrat harga tersebut dapat dibilang minim sebab harga konsentrat di pasaran sendiri kini 2 ribu 400 rupiah per kilogram.
Produksi susu dari sentra peternakan sapi perah di desa babatan ini biasanya diambil oleh para pengepul yang setiap hari berkeliling  ada juga diantara peternak yang memilih menjual langsung ke koperasi unit desa dan selanjutny a dikirim ke perusahaan-perusahaan besar di Jakarta. [mb2]

Tags: