Produksi Terbatas, Tak Ada Penimbunan Masker

Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, Kementerian Perdagangan, Ojak Simon Manurung

Surabaya, Bhirawa
Langkanya dan mahalnya keberadaan masker di apotik, ritel maupun swalayan modern bukan dikarenakan adanya penimbunan melainkan karena produksi masker yang terbatas.
Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, Kementerian Perdagangan, Ojak Simon Manurung mengungkapkan setelah melakukan pengawasan, Kemendag telah memanggil produsen dan distributor masker dan mereka telah menyatakan tidak ada banyak barang.
“Jadi mereka kami panggil supaya tidak ada upaya untuk melakukan penimbunan, namun setelah beberapa minggu kami kumpulkan. Kami turun ke lapangan untuk mengecek perusahaan-perusahaan tadi yang hadir dan memang dilapangan kami lihat barangnya hanya sedikit dan tidak ada penimbunan,” terangnya, saat ditemui pada acara Hari Konsumen Nasional di Giant Surabaya, Minggu (15/3).
Ojak menambahkan saat ini telah diupayakan produk dalam negeri dan itu yang sedang diupayakan supaya mereka bisa memproduksi masker. Selain itu Kemenag juga sempat mendengar bahwa salahsatu produsen itu bisa memproduksi hanya belum memenuhi ketetentuan dari Kemenkes.
“Sebenarnya mereka itu potensi dan bisa memproduksi banyak, coba kalau itu difasilitasi lebih intensif lagi dengan Kemenkes supaya bagaimana mereka bisa memproduksi dengan memberikan izin edar,” ujarnya.
Sementara itu Kemendag juga mengakui kalau harga masker sempat melambung tinggi dan sudah dilakukan operasi pasar dengan harga yang standart namun barangnya terbatas. “Tapi sekarang upaya-upaya dari pemerintah mencoba menjual dari stok yang ada, namun dengan dibatasi. Kami lihat di Kimia Farma hanya boleh beli dua biji, tapi ada di tempat lain yang menjual maksimal satu boks tapi harus ada identitas. Itu merupakan salah satu upaya dari pemerintah supaya orang tidak memborong masker agar semua orang dapat membeli,” jelas Ojak. [riq]

Tags: