Produksi Terbesar di Asean, Coca-Cola Amatil Indonesia Resmikan Atap Panel Surya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat meresmikan pemasangan atap panel surya di Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia).

Surabaya, Bhirawa.
Coca-Cola Amatil Indonesia (Amatil Indonesia) meresmikan pemasangan atap panel surya terbesar dalam fasilitas produksi di Asia Tenggara. Panel surya tersebut diletakkan di area atap fasilitas produksi Coca Cola Amatil Indonesia seluas 72 ribu meter persegi dengan nilai pemasangan atap panel surya sebesar USD5,8 juta (87 miliar rupiah).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengapresiasi pembangunan atap panel surya tersebut, karena langkah Coca-Cola Amatil Indonesia ini mampu membantu upaya pemerintah dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, yang selaras dengan fokus Amatil Indonesia dalam pengembangan energi baru terbarukan.

“Penggunaan atap solar panel di fasilitas pabrik Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) ini menjadi salah satu bentuk pemanfaatan sumber energi terbarukan yang akan mendukung perwujudan komitmen Pemerintah yang telah dituangkan melalui Kebijakan Energi Nasional tersebut,” terangnya, Senin (5/10).

Airlangga menjelaskan saat ini pemerintah memang sedang mendorong kontribusi energi baru terbarukan alias renewable energy menjadi sebesar 23 persen di tahun 2025, yang akan ditingkatkan setiap tahunnya. “Dan apa yang dilakukan di sini di mana bisa mengurangi emisi gas kaca sebesar 314 juta ton. Ini adalah sesuatu yang luar biasa, seperti yang tadi disampaikan oleh Ibu Alison bahwa ini sama saja dengan penghematan 7 ribu kendaraan yang dikendarai selama 1 tahun,” ujarnya.

Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia & PNG, Kadir Gunduz mengungkapkan panel ini dapat menghasilkan 9,6 juta kWh listrik per tahun, jumlah yang dibutuhkan untuk dapat mengurangi emisi karbon sebesar 8,9 juta kilogram per tahun. Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Coca-Cola Amatil Indonesia dalam mendukung komitmen pemerintah dalam mengurangi dampak pemanasan global dan emisi dengan cara pemenuhan minimal 60 persen energi Perusahaan berasal dari sumber energi terbarukan dan rendah emisi.

“Keberlanjutan (Sustainability) merupakan bagian inti model bisnis kami, dimulai dari cara kami mendapatkan bahan baku dan produk manufaktur, hingga ke cara kami berkomunikasi sebagai brand dan dalam mengelola karyawan kami. Kami telah menetapkan target penggunaan energi terbarukan dan rendah karbon, serta intesitas emisi dari ‘minuman di tangan Anda’. Instalasi atap panel surya ini merupakan salah satu bentuk investasi terbaru kami,” kata Gunduz.

Proyek energi terbarukan lainnya yang didukung oleh Amatil Indonesia termasuk pengadaan 243,383 mesin pendingin hemat energi (cooler) kepada konsumer kami, yang dapat menghemat hingga 178 juta kwh energi per tahun, instalasi LED sebagai alternatif pencahayaan alternatif di seluruh pabrik, konversi konversi dari solar, gas alam dan gas alam terkonversi (LNG) untuk pemanas, pembangkit listrik dan forklift sejak tahun 2008.

“Bersama dengan pencapaian ini, kami berencana untuk mempeluas rencana pemasangan atap panel surya di fasilitas manufaktur lainnya. Energi terbarukan akan menjadi salah satu inisiatif Utama kami dalam melawan perubahan iklim,” ujar Kadir Gunduz.

Sementara dalam peresmian instalasi atap panel surya Coca-Cola Amatil Indonesia turut hadir, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartanto, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia & PNG, Kadir Gunduz dan secara virtual Managing Director Coca-Cola Amatil, Alison Watkins.

Inisiatif ini mendukung ambisi pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (greenhouse gas /GHG) sebanyak 29 persen atau setara dengan 314 juta ton karbondioksida hingga 2030, juga kontribusi kami terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

“Kami percaya bahwa energi terbarukan merupakan salah satu cara paling efektif dalam mengatasi perubahan iklim dan mencegah efek terburuk dari meningkatnya suhu bumi. Tentunya ini sejalan dengan langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia saat ini. Dengan ini, kami akan dapat meninggalkan warisan positif dan memastikan dampak minimal terhadap lingkungan dan dunia yang kita tinggali,” jelas Gunduz.[riq]

Tags: