Produsen Oli Bidik Pasar General Manufacturing di Jatim

General Manager Commercial Industri PT WGI Stefanus Harlim (dua dari kiri) bersama timnya di sela pameran industri Manufacturing 2017 di Grand City Surabaya, Kamis (20/7). [titis tri w]

Surabaya, Bhirawa
Para produsen pelumas atau oli di Tanah Air saat ini mulai melirik pasar baru. Potensi yang terbuka luas adalah masuk sektor industri, khususnya general manufacturing. Ceruk pasar ini terbuka luas, karena permintaan akan oli cukup tinggi seiring banyaknya pembangunan di sektor ini.
Itu juga yang dilakukan PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI) -produsen Evalube Lubricants- yang pabriknya ada di Bekasi.  “Setelah menguasai pasar ritel otomotif sebagai oli kendaraan, kami mulai melirik sektor industri. Potensi besar di general manufacturing mulai power plant, kelistrikan, konstruksi , industri besar hingga pertambangan.  Mereka banyak membutuhkan oli untuk operasional rutin,” kata General Manager Commercial Industri PT WGI Stefanus Harlim  di sela pameran industri Manufacturing Surabaya 2017 di Grand City, Kamis (20/7).
Dia menyebut di Jatim banyak pembangunan industri dan berdiri perusahaan-perusahaan besar yang membutuhkan oli. “Karena itu kami berpartisipasi ikut pameran ini untuk memperluas pasar  dan membuka peluang kerjasama baru dengan pelaku-pelaku industri lainnya, tak hanya di Jatim tapi juga di Indonesia Bagian Timur. Jatim selama ini  menjadi pintu masuk untuk membuka pasar Indonesia Bagian Timur,” katanya.
PT WGI selama ini dikenal sebagai produsen pelumas swasta pertama di Indonesia. Hingga kini telah berhasil melahirkan puluhan jenis pelumas seperti pelumas otomotif (untuk roda dua dan empat atau lebih), pelumas industri, alat-alat berat, pelumas perkapalan, mesin-mesin pertanian, pertambangan dan masih banyak lagi.
Saat ini kapasitas produksi PT WGI adalah  80 juta liter oli atau menempati rangking kedua secara nasional. Sedangkan total produksi oli secara nasional diperkirakan sebesar 900 juta liter. Dari jumlah kapasitas produksi PT WGI, lebih dari 70% terserap untuk ritel otomotif, sisanya untuk industri. [tis]

Tags: