Prof Dafik Ajari 800 Guru Susun Artikel Ilmiah

Kadis Pendidikan Fathor Rakhman dengan didampingi Ketua PGRI Situbondo Moh Hasyim saat acara workshop penyusunan artikel ilmiah dalam meningkatkan profesionalisme guru bersama Prof Dafik. [sawawi/bhirawa]

Kadis Pendidikan Fathor Rakhman dengan didampingi Ketua PGRI Situbondo Moh Hasyim saat acara workshop penyusunan artikel ilmiah dalam meningkatkan profesionalisme guru bersama Prof Dafik. [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Sedikitnya 800 guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Situbondo mengikuti workshop di aula Grand PGRI, Kamis kemarin (24/11). Dalam workshop tersebut ratusan guru yang tersebar di Kota Santri, Situbondo, diajari oleh Prof Dafik, pakar pendidikan asal Universitas Jember (Unej) bersama empat dosen perihal penyusunan artikel ilmiah. Dalam kegiatan yang muaranya untuk peningkatan profesionalisme kalangan guru itu di buka Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Situbondo DR Fathor Rakhman bersama Ketua PGRI Moh. Hasyim.
Fathor Rakhman mengatakan workshop yang digagas PGRI Situbondo ini sangat berguna bagi perwujudan profesionalisme guru di Situbondo. Apalagi, kata mantan Staf Ahli Bupati itu, PGRI selama ini telah memberikan kontribusi besar bagi peningkatan kualitas pendidikan di Situbondo. Fathor juga mendukung program penyusunan artikel ilmiah karena didalamnya memiliki sisi manfaat bagi guru, terutama dalam rangka melengkapi salah satu persyaratan kenaikan pangkat di Kabupaten Situbondo. “Saya harap seluruh guru, Kasek dan pengawas selalu kompak. Sehingga apa yang dicita citakan bersama akan segera terwujud,” ucap Fathor Rakhman.
Ketua PGRI Situbondo, Moh Hasyim, menandaskan bahwa workshop penyusunan artikel ilmiah memiliki kegunaan yang besar bagi setiap guru agar dapat mengikuti perkembangan tehnologi kedepan. Sebab, kata pria yang juga Kepala Bidang Ketenagaan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo itu, tantangan guru yang bekualitas sangatlah berat. “Dalam HUT PGRI tahun ini kami juga memprioritaskan upaya peningkatan GTT (guru tidak tetap) di Situbondo,” papar Moh. Hasyim.
Sementara itu, Ketua Seksi Bidang PKP (pengembangan karier dan profesi) PGRI Situbondo, Fita Ariyani menandaskan, kegiatan workshop penyusunan artikel ilmiah untuk membantu kualitas para guru, terutama yang mendapat tunjangan sertifikasi dengan mengembangkan diri menjadi guru penyandang gelar S1 dan S2. Selain itu, guru saat ini harus bisa menguasai informasi dan tehnologi (IT) dengan memiliki komputer atau laptop. “Kini guru harus memiliki wawasan yang luas dengan cara membeli buku sebagai tambahan referensi saat mengajar,” ujar Fita.
Masih kata Fita, sebelumnya guru yang tergabung dalam PGRI Situbondo sudah mengikuti seminar dan penerimaan 600 buku sebagai tambahan referensi mengajar yang diambil dari dana triwulan 1 dan 2 PKP PGRI Cabang se Situbondo. “Semua kegiatan ini terlaksana dengan gratis alias tidak ada pungutan sepeser pun. Sebab semua dana sudah diambilkan dari iuran 10 ribuan yang disetor guru pada setiap bulannya. Bahkan ini bisa mengadakan acara workshop hanya dengan dana 50 ribu/guru dengan fasilitas mendapatkan sertipikat dan lainnya,” papar Fita.
Fita menuturkan, workshop kali ini merupakan salah satu tahapan kewajiban guru yang menyandang sertipikasi. Sebab, urai Fita, setiap guru yang ingin naik pangkat harus membuat sebuah artikel dan jurnal, setelah sebelumnya lolos pembuatan KTI (karya tulis ilmiah) dan PTK (penelitian tindakan kelas). “Sekarang ini kewajiban guru terus ditingkatkan dengan membuat jurnal dan artikel. Caranya jurnal ini dikirim melalui link Perguruan Tinggi) seperti di Unej. Makanya workshop kali ini difasilitasi Prof Dafik selaku Guru Besar Unej,” pungkas Fita seraya mengakui kegiatan ini dilanjutkan dengan praktek bersama 4 dosen. [awi]

Tags: