Profesi Wartawan Bakal Tersingkir

Arif Afandi

Arif Afandi
Di era digital profesi wartawan alias jurnalis tidak lagi menjadi profesi yang istimewa. Profesi ini bakal tersingkir sejalan dengan pesatnya perkembangan media sosial, konsekuensi kemajuan teknologi informasi. Untuk mendapatkan informasi, masyarakat saat ini tak lagi mengandalkan hanya lewat media konvensional. Mereka dengan mudah juga bisa mengakses segala informasi dari media sosial.
“Media konvensional kini tak lagi jadi acuan warga untuk  mengetahui berita, apalagi jika media itu dinilai juga tak mampu menyampaikan kebenaran faktual dan ideologis. Banyak ragam informasi bisa diakses dengan mudah lewat media sosial. Ini yang membuat profesi wartawan terancam tergusur ke depannya, dan ada baiknya mulai memikirkan profesi lain,” kata  Ketua Umum Badan Kerjasama BUMD seluruh Indonesia Arif Afandi dalam acara Gathering Pimpinan Media se-Jatim dengan SKK Migas dan JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) di Banyuwangi belum lama ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi informasi kian berkembang pesat. Dengan begitu, kata dia, banyak pembaharuan-pembaharuan yang muncul dan semakin mempermudah komunikasi antar individu maupun kelompok. Contohnya saja media sosial, dahulu hanya beberapa yang terkenal seperti Facebook namun setelah itu banyak bermunculan media sosial lain seperti Line, WhatsApp, Path, dan Instagram. Tak hanya itu, di tiap media sosialnya pun selalu terdapat pembaharuan sistem seperti Facebook yang awalnya hanya digunakan untuk chatting kini dapat digunakan untuk Live Streaming.  Semua pembaharuan ini untuk memudahkan penggunanya.
Mantan Dirut Panca Wira Usaha Group tersebut menyebutkan segala hal yang konvensional saat ini terganggu dengan adanya era teknologi maupun inovasi.  Itu juga berlaku di bisnis media. Minat masyarakat untuk membaca media konvensional  menurun dan  berimbas  pada terganggunya roda bisnis media konvesional.
Terbukti saat ini penetrasi media 50 persen dikuasai oleh media online, cetak hanya 30 persen, TV naik 20 persen. Sementara di tingkat Asia, posisi media Indonesia berada di peringkat 4, setelah Tiongkok, India dan Jepang.
Bicara soal alih profesi, dia optimistis dengan latar belakang wartawan akan mudah untuk mencari profesi lain. Networking yang dibangun  saat menjalankan profesi wartawan akan memudahkan untuk merintis karir di bidang baru hingga menekuni bisnis. Ditunjang pengetahuan luas karena interaksinya bergaul dengan beragam narasumber dengan beragam pendidikan, profesi, kemampuan. [tis]

Rate this article!
Tags: