Profesor Jerman Tertarik Pelajari Naskah Kuno

Edi Iriyanto

Sidoarjo, Bhirawa
Peneliti naskah kuno dari Hamburg, Jerman, Prof DR Jan Van Der Putten, tertarik untuk mempelajari dan meneliti naskah kuno yang tersimpan di Musium Mpu Tantular Jatim. Rencananya, literasi naskah kuno ini akan dibuat dalam bentul digitalisasi.
Disampaikan Kepala Musium Mpu Tantular Jatim, Drs Edi Iriyanto, dengan dibuat model digital, naskah kuno akan lebih fleksibel. Yakni bisa lebih aman dan lebih gampang dibawa kemana-mana.
“Dengan dibuat model digital, literasi kuno akan lebih fleksibel, bisa lebih tahan lama dan aman dari kerusakan, bisa dibawa kemana-mana, dan gampang dipakai untuk seminar dan bisa dibawa ke luar negeri untuk kegiatan budaya, misal bedah budaya atau seminar budaya. Kalau ingin tahu wujud aslinya, bisa datang melihat sendiri ke musium Mpu Tantular,” jelas Edi, usai menerima peneliti dari Jerman, di kantornya Selasa (12/12) kemarin.
Disampaikan Edi, sejumlah naskah kuno yang tersimpan di musium Mpu Tantular Jatim ada sekitar 200 an koleksi. Ada yang berbahasa Jawa Kuno, Arab dan Madura.
Naskah kuno tersebut menurut Edi, jangan sampai mati atau bahkan sampai hilang. Karena kalau hilang, maka warisan budaya bangsa akan hilang juga. Padahal dalam naskah kuno itu, menurut Edi, banyak tersimpan nilai luhur budaya bangsa pada zaman kerajaan.
Disampaikan Edi, naskah kuno ini akan dibuat dalam bentuk literasi digital, karena nantinya akan ada MoU dengan pihak Unair Surabaya Fakultas Ilmu Budaya. Rencananya akan ada pertukaran mahasiswa dengan Universitas luar negeri.
Peneliti naskah kuno tersebut, kata Edi, akan berada di Musium Mpu Tantular sampai selesai. Nanti naskah literasi naskah kuno yang akan dibuat dalam bentuk digital tersebut akan dibawah ke luar negeri. Akan bisa dibedah budaya dan bisa diseminarkan, untuk mengetahui seberapa luhurnya warisan budaya bangsa Indonesia.
“Orang luar negeri saja sampai respek dengan budaya Indonesia. Peneliti dari Jerman itu, S2 nya saja jurusan bahasa Jawa dari Universitas di Negeri Belanda,” kata Edi. (kus)

Tags: