Program CSR KEI Terkonsentrasi pada Kebutuhan Listrik

Program CSR KEI di Kecamatan/Pulau Raas terkonsentrasi pada kebutuhan listrik.

Sumenep, Bhirawa
Kebutuhan listrik di Kecamatan/Pulau Raas, Kabupaten Sumenep belum terpenuhi secara keseluruhan. Meski sudah ada program kelistrikan dari CSR pengelolaan minyak dan gas bumi (Migas) PT Kangean Energi Indonesia (KEI) di sejumlah pulau kecil seperti Goa-goa, Komerean, Kalosot, Talango Aeng, Talango Tengah dan Tonduk sejak tahun 2013 itu, namun di tempat tersebut belum hidup selama 24 jam, hanya 12 jam sejak pukul 17.30 hingga 05.30 Wib.
Bahkan untuk diwilayah daratan Raas, dalam waktu dua tahun terahir ini baru pemasangan tiang pancang, karena masyarakat menginginkan adanya listrik itu tersentral disatu titik, tidak perdesa atau perdusun seperti diwilayah pulau-pulau kecil lainnya. Raas daratan itu memiliki tujuh desa yang belum teraliri listrik.
Senior Public and Government Affairs (PGA) PT Kangean Energy Indonesia (KEI), Kampoi Naibaho mengatakan, selama dua tahun terahir ini pihaknya memprogramkan pengadaan tiang jaringan diwilayah Raas daratan. Karena warga setempat menginginkan nantinya mesin pembangkit listrik itu berada disatu titik yang akan memenuhi kebutuhan warga di tujuh desa tersebut.
“Kami sejak 2013 telah memprogramkan pengadaan listrik, dimulai dari pulau-pulau kecil dulu. Dua tahun terahir ini kami konsentrasi pada pengadaan tiang untuk wilayah Raas daratan,” kata Kampoi Naibaho, di Sumenep, Minggu (15/10).
Menurut Kampoi, untuk pengelolaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) disejumlah pulau itu dilakukan oleh kelompok masyarakat (pokmas) setempat, KEI hanya memberikan mesij, tiang, jaringan dan pemasangannya. Pokmas sebaga pengelola hanya tinggal mengelolanya setelah semua jaringan sudah terpasang. “Alhamdulillah mereka sangat senang dan banyak terima kasih karena selama ini listrik itu memang sangat dibutuhkan masyarakat,” ucapnya.
Ia memprediksi, untuk memenuhi kebutuhan listrik diwilayah Raas daratan diperkirakan membutuhkan dana sebesar Rp30-40 miliar dan jika hanya dilakukan oleh KEI, kebutuhan tersebut baru dapat dipenuhi selama 10 tahun. Untuk itu, pihaknya berharap PLN bisa masuk ke Raas agar kebutuhan listrik warga itu bisa cepat terealisasi. “Kalau hanya KEI yang melakukan, dipastikan warga Raas akan lebih lama lagi untuk bisa menikmati jaringan listrik. Sebab, selain membutuhkan waktu juga dana yang tidak sedikit. Kalau PLN benar-benar bisa masuk, kami yakin warga Raas bisa lebih cepat menikmati listrik,” tuturnya.
Lebih lanjut ia memaparkan, kalau PLN bisa mengambil alih listrik, KEI berjanji akan menjalankan program multi bidang yang lain, seperti peningkatan ekonomi masyarakat. Selama ini CSR KEI ini terkonsentrasi pada program kelistrikan, karena hal tersebut merupakan permintaan dari masyarakat sendiri.
Sebab, selama ini listrik di kepulauan Raas memang tidak terpenuhi secara maksimal karena hanya dilayani oleh mesin milik warga dan kekuatannya pun tidak bisa memenuhi kebutuhan mayoritas warga. “Kalau kapasitas mesin yang ada saat ini ada yang 15 KVA dan 30 KVA, tergantung dari banyaknya warga setempat. Hasil evaluasi kami sementara, semua PLTD sudah berjalan lancar, hanya di Goa-goa yang beberapa tahun terahir ini sudah mati lantaran pengelolaannya kurang bagus. Kalau di Komerean, saldo Pokmas sebagai pengelolanya mencapai Rp40 juta dan untuk pulau kecil lainnya juga baik-baik saja,” imbuhnya.
Sementara itu, Kabag ESDM Pemkab Sumenep, Abd Kahir mengatakan, pada akhir November 2017 ini akan berkoordinasi membangun sinergitas antara Pemkab Sumenep, KEI, SKK Migas dan PLN. Sebab, sesuai rencana pada tahun 2018, PLN akan aktif. Untuk itu perlu dilakukan rapat koordinasi bersama antar pihak agar kelanjutan listrik di Raas daratan ini bisa terealisasi secara lancar.
“Nanti akan ada koordinasi sinergi follow up antara kami di Pemkab, PLN dan KEI untuk membicarakan kelangsungan program kelistrikan di Raas daratan ini karena rencananya PLN akan masuk ke Raas pada awal 2018 sehingga program KEI nantinya akan dialihkan pada program lainnya yang lebih dibutuhkan oleh masyarakat, utamanya diwilayah Raas daratan. Untuk di pulau-pulau kecil sementara tetap memanfaatkan PLTD yang dikelola Pokmas dengan pembinaan dari KEI,” kata Abd Kahir. [sul]

Tags: