Program Daring Ternyata Membuat Dosen Lebih Kreatif

Ribangun Bamban Jakaria sedang melakukan mengerjakan program perkuliahan dengan E-Learning Umsida. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Penerapan program Daring (Dalam Jaringan) atau e-Learning dalam kuliah sudah merupakan kewajiban bagi seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Untuk memperdalam pembahasan materinya agar mahasiswa lebih paham, bisa dilakukan dengan pertemuan di kampus.
Namun dengan adanya edaran dan instruksi dari pemerintah, terkait pencegahan terhadap virus covid 19, maka aktivitas pembelajaran harus dilakukan di rumah masing-masing, justru membuat dosen Umsida bisa kreatif dan inovatif. Seperti yang dilakukan Dosen Faktultas Tehnik Industri Umsida, Ribangun Bambang Jakaria ST MM.
Menurutnya, program E-Learning yang telah terapkan di Umsida proses interaksi dengan mahasiswanya masih bersifat monolog.
“Bila dosen telah membuat materi perkuliahan, baik tertulis maupun perekaman gambar ataupun suara, yang selanjutnya diunggah, setelah itu baru mahasiswa mengerjakan. Jika ada beberapa mahasiswa yang kurang paham, mereka bisa menambah interaksi dengan aplikasi-aplikasi yang lain. Itupun masih kurang maksimal, karena kita tidak bisa mengetahui kondisi mahasiswa, tidak bisa mengetahui gesture mahasiswa tersebut,” ungkap Ribangun saat ditemui, Rabu (25/3) kemarin.
Ia tegaskan, kalau kegiatan transfer of knowledge itu bisa berjalan sangat efektif kalau dilakukan secara langsung. Karena kami sebagai dosen harus mengerti gesture mereka, apakah mahasiswa itu betul-betul memperhatikan saat proses pembelajaran atau tidak. Serius apa tidak, fokus apa tidak. “Dan itu bisa terlihat kalau dilakukan secara langsung alias ada pertemuan dalam kelas,” tegasnya.
Lanjutnya, untuk mensiati kondisi seperti sekarang ini, yang mana sementara ini tidak boleh ada pertemuan selama masa inkubasi virus covid 19 atau corona. Selain menggunakan sistem pembelajaran yang sudah disiapkan oleh Umsida, yakni E-Learning UMSIDA.
“Saya menggunakan program aplikasi yang bisa sebagai pengganti pertemuan/perkuliahan dalam kampus. Saya bisa interaksi dengan mahasiswa, bisa terlihat melalui visual/gambar maupun voice/suaranya,” jelas Pak Ribangun_sapaan akrabnya.
Jadi , lanjut Ribangun, dirinya bisa memberikan materi pelajaran seperti dalam ruang kelas. Posisi/gambar dan materinya bisa langsung dilihat melalui HP atau komputer mahasiswa di rumah masing-masing.
“Begitu juga sebaliknya, saya bisa melihat langsung mahasiswa itu menerima materi pelajaran seperti apa. Serius apa tidak, sungguh-sungguh apa tidak, bisa saya lihat dengan jelas. Termasuk mahasiswa yang lainnya bisa saling melihat, tentunya yang sudah masuk dalam kode khusus, atau dalam satu prodi tertentu,” jelasnya.
“Menariknya lagi, aplikasi yang kita gunakan ini langsung melakukan perekaman. Sehingga sangat memudahkan kami untuk keperluan dokumentasi, atau juga saat memberikan laporan atau monev,” pungkas Ribangun Bamban Jakaria. [ach]

Tags: