Program Entrepreneur untuk Siswa Tak Mampu

Drs Suyono MM

Drs Suyono MM
Sebagai pemegang pucuk pimpinan di SMADA (SMAN 2 Situbondo), Drs Suyono MM, tak pernah berhenti untuk terus berkarya dan berinovasi. Salah satunya yang kini sedang intens digagas Suyono adalah membuat program entrepeneur (kewirausahaan) bagi siswa yang kurang mampu.
Langkah ini cukup bagus untuk mensiasati para siswa tak mampu yang tidak seluruhnya diterima pada program bidik misi (program bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa tidak mampu dan memiliki potensi akademik) di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Kata Suyono, program entrepenuer ini merupakan program khusus non akademik yang akan diberikan kepada siswa diseluruh jenjang kelas, mulai X, XI dan XII. Program ini digagas, sebut Suyono, sebagai solusi dari SMADA sehingga kedepan mempunyai program yang bisa membantu para siswa yang tidak mampu.
“Kami (SMADA) itu memiliki program akademik maupun non akademik. Khusus program akademik SMADA akan melaksanakan program SKS pada tahun ajaran 2019-2020 ini. Program SKS ini merupakan pengejawantahan kurikulum 2013 dengan beberapa inovatif,” ujar mantan Kasek SMAN 1 Panarukan itu.
Program ini direalisasikan, sambung Suyono, sebagai sarana untuk memberikan kesempatan melayani puteri puteri peserta didik khusus yang bisa belajar cepat selama 2 tahun atau 2,5 tahun atau reguler 3 tahun.
Sedangkan fokus dibidang non akademk, aku Suyono, kini SMADA mulai menekankan siswa yang kurang mampu untuk dibantu melanjutkan ke PTN/PTS/kedinasan dengan program entrepeneur. “Dengan program non akademik kewirausahaan ini, kami berharap setelah lulus nanti siswa tidak putus sekolah karena hanya kekurangan sesuatu,” ungkap Suyono.
Mantan Kasek SMAN 1 Besuki itu menambahkan, dengan program unggulan ini kedepan siswa dari keluarga yang tidak mampu bisa melakukan usaha sendiri dengan bekal entrepeneur dari sekolah SMADA yang didalamnya menerapkan berbagai macam bidang keahlian. Diantaranya sebut Suyono, keahlian dibidang desainer komputer, permesinan motor, tata rias, tata boga dan olah minuman.
“Kebetulan selama ini SMADA intens melakukan penelitian di bidang makanan minuman (mamin) hingga mendapat penghargaan ditingkat Asia. Seperti tea dansa (teh dari daun sirsak) dan teh dari bunga kenikir yangmemiliki khasiat bagus. Ada kopi celup instan yang berkualitas serta olahan makanan khas daerah Situbondo seperti ikan kerapu dan ikan udang. Semua ini cocok dengan program entrepeneur di SMADA,” pungkasnya. [awi]

Tags: