Program KB Sidoarjo Terganjal BPJS Kesehatan

Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah saat memberikan apresiasi atas keberhasilan program KB. [achmad suprayog/bhirawa]

Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah saat memberikan apresiasi atas keberhasilan program KB. [achmad suprayog/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Program pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang sebelumnya terjadi peningkatan. Namun di tahun 2015 ini mengalami penurunan. Warga kini diwajibkan untuk menjadi anggota BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan terlebih dulu, setelah itu baru bisa mendapatkan layanan KB.
Akibatnya banyak warga yang merasa mengeluh untuk ber KB. Pasalnya, kalau harus ikut BPJS mereka harus membayar tiap bulanya. Selain itu dalam program BPJS aturannya satu keluarga harus ikut semua. Kalau keluarganya ada tiga atau empat, maka membayarnya juga dikalikan jumlah keluarga. Padahal, jika tanpa BPJS warga yang ikut program KB tanpa harus membayar sama sekali.
Adanya program BPJS, ternyata juga menjadi kendala tersendiri bagi BPM PKB (Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana) Kab Sidoarjo untuk memaksimalkan program KB. Kondisi ini sudah dilaporkan kepada BKKBN Propinsi Jatim, supaya kembali digulirkan kebijakan lama tanpa keikutsertaan BPJS.
Itulah penegasan Kepala BPM PKB Pemkab Sidoarjo, Drs Ec M Ali Imron MSi usai melaporkan kegiatan Pembinaan Keluarga Berencana, kepada Bupati Sidoarjo Saiful Ilah, Kamis (3/9) di Aula Kantor BPM PKB di Jl Pahlawan, Sidoarjo, dengan menghadirkan narasumber Kepala BKKBN Provinsi Jatim.
”Kini progam KB yang masih ditangani tanpa harus ikut BPJS adalah program vasektomi atau KB pria dan Metode Operasi Wanita atau MOW. Dua program KB ini per Bulan Juli 2015 lalu sudah bisa langsung di layani lagi oleh klinik KB,” tuturnya.
Kondisinya memang tak terjadi penurunan secara drastisĀ  jumlah keluarga yang ikut KB dengan syarat BPJS ini. Namun, kebijakan ini menjadi persoalan yang membuat BPMPKB bingung. Persoalannya, jika ada keluarga kurang mampu yang memiliki beberapa anak, maka kendala biaya BPJS ini yang bisa menunda untuk ikut program KB. Padahal kalau tak ikut program BPJS, mereka yang ikut KB itu dilayani secara gratis. ”Maka diharapkan ada kebijakan baru yang lebih mudah. Pada intinya masyarakat sangat keberatan kalau KB harus membayar,” harap Ali Imron.
Sedangkan Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah SH MHum dalam sambutan pembukaannya, sangat memberikan apresiasi atas suksesnya program KB di Sidoarjo. Prestasi ini bisa diketahui, dari diterimanya penghargaan tingkat nasional oleh Sidoarjo untuk pelaksanaan KB. ”Sukses program KB, maka sukses juga kesejahteraan masyarakat Sidoarjo,” terang Saiful Ilah. [ach]

Tags: