Program Linkage Bank UMKM Pencerah Pelaku Usaha Kecil

Subawi

Subawi

Surabaya, Bhirawa
Dengan bunga yang hanya 9% dibandingkan bunga bank umum 13% sampai 16 %, maka program linkage yang diterapkan bank UMKM memberikan angin segar serta sebagai pencerah bagi pelaku usaha kecil dan menengah di Jatim.
Itulah mengapa Pemprov Jatim terus mendorong pembiayaan model ini pada pelaku Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) melalui program linkage. Kredit linkage merupakan pinjaman dari bank kepada koperasi atau BPR untuk diteruspinjamkan kepada nasabah atau anggota koperasi.
Menurut  Dirut Bank UMKM Subawi menjelaskan, melalui kerja sama dengan Bank Jatim memberikan bantuan pendanaan kepada beberapa Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang diperuntukkan bagi para pelaku UMKM serta koperasi.
Kredit tersebut berupa loan agreement, dimana dananya berasal dari pinjaman anggaran Pemprov Jatim serta beberapa sumber lain seperti dana silpa dan non Silpa.,,”Yang sudah pada Rabu (18/2) bulan lalu loan agreement diteken,”ungkapnya, Rabu (30/3).
Subawi mengakui, dengan adanya program linkage, para pelaku UMKM akan lebih menjadikan potensi peluang peningkatan usaha dari berbagai sektor. Utamanya, sebut Subawi, masih banyak di antara pelaku usaha yang masih belum mengenal peran penting perbankan. Itu sebabnya mulai tahun ini semua elemen digerakkan bersatu. Perbankan akan memberikan bunga rendah sekitar 9 persen untuk usaha premier,” imbuhnya.
Dikatakan , di Jatim ada 6,8 juta UMKM, terdiri dari 5,9 juta usaha mikro kecil dan 700 ribu usaha menengah. Dari angka itu, 62 persen sektor pertanian dan sisanya sektor non pertanian.  “Maka bisa diasumsikan, dari total nilai kredit sebesar Rp 1,675 triliun naik 9-10 persen menjadi Rp 1,7 triliun terjadi penyerapan kredit,” jelasnya.
Namun juga harus diperhatikan, ingatnya, dari sektor yang potensi diajak maju bersama juga masih cukup berpeluang bersaing secara positif mulai dari sektor pertanian, perikanan, perkebunan, peternakan, termasuk usaha kecil menengah yang dibiayai beragam, mulai dari toko sembako, warung makan, perdagangan hasil panen hingga jajanan kaki lima dan produk olahan sendiri.
Dari sektor pertanian misalnya, saat ini sudah mampu menyerap sekitar 6600 nasabah dengan total mencapai Rp 183 miliar anggaran dana yang disalurkan Bank UMKM . “Pelaku UMKM juga perlu standarisasi produk agar kita menang dalam persaingan,” ujarnya. [ma]

Tags: