Program Transmigrasi ke Sulteng Tak Diminati

Kota Mojokerto, Bhirawa
Program transmigrasi yang digulirkan Pemkot Mojokerto ke Kab Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah ternyata sepi peminat. Program yang dirancang Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) itu masih belum ada yang mendaftar.
Dalam  tahun 2013 lalu, Disnakertrans hanya memberangkatkan tiga KK (kepala keluarga, Red) dari rencana awal lima KK. Dua KK urung diberangkatkan sebagai pekerja perkebunan kelapa sawit di Kab Nunukan,, Kalimantan Timur lantaran kurang siapnya mental dari salah satu anggota keluarga calon transmigran, dan faktor terjadinya kecelakaan yang menimpa calon transmigran itu.
‘’Saya akui program transmigrasi saat ini tak menarik. Karena adanya mitos Jawa mangan ora mangan sing penting ngumpul. Tapi kita berusaha menghapus mitos itu dengan menggelar testimoni mengenai keberhasilan keluarga transmigran di luar Jawa,’’ terang Kadisnakertrans Kota Mojokerto, Amin Wachid, Selasa  (11/2) kemarin.
Disnakertrans, kata amin Wachid, berusaha mendukung program penyebaran penduduk dengan mendatangkan keluarga transmigran yang berhasil melampaui sulitnya keadaan di ranah rantau. ‘’Kita sudah gencar mensosialisasikan program ini ke Lingkungan Balong Cangkring, Kel Mentikan (Kec Prajurit Kulon). Kita mendatangkan keluarga transmigrasi yang berhasil sebagai narasumber. Sebab jika tidak demikian jangan harap warga mau berangkat transmigran hanya mengandalkan kesaksian kita,’’ tambahnya.
Tak hanya menyiapkan lapangan pekerjaan di tempat transmigrasi. Para transmigran akan mendapat lahan pertanian 3 hektar termasuk rumah papan tipe 36.
Amin mengatakan, akomodasi itu ditunjang dengan pemberian alat pertanian dan barang alat-alat rumah tangga senilai Rp3,4 Juta. ‘’Pemerintah setempat juga memberi biaya hidup Rp1 juta selama kurang lebih 1 tahun. Itu belum termasuk bantuan Sembako selama kurun waktu yang sama,’’ ujarnya.
Pemkot Mojokerto sendiri tahun ini mengalokasikan anggaran Rp120 juta untuk masalah transmigrasi. Anggaran ini bersumber dari APBD.
Sementara itu, Ketua Komisi III (Bidang Kesra) DPRD Kota Mojokerto, Sunarto meminta agar program ini disosialisasikan secara terbuka melalui mass media.
‘’Harusnya Program transmigrasi ini disosialisasikan secara terbuka dan terus menerus, agar diketahui secara transparan oleh publik. Selama ini t idak banyak warga yang tahu program ini,’’ katanya.
Politisi asal PPDIP ini menilai radio merupakan sarana penyampaian yang tepat untuk sosialisasi transmigrasi. ‘’Sosialisasikan lewat radio nanti Akan banyak warga yang berbondong-bondong ikut transmigrasi,’’ pungkasnya. [kar]