Program Warung Kopi Berjaring Kab.Jember Belum Terealisasi

foto ilustrasi

Kab.Jember, Bhirawa
Program kopi berjaringan yang sudah tersosialisasikan sejak tahun 2016 lalu, hingga saat ini belum terealisasikan. “Sebenarnya untuk pelaksanaan warung berjaringan ini sudah dianggarkan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam APBD 2017,” ujar Anas Makruf, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Jember.
Meskipun demikian, Anas memastikan jika untuk tahap penyerapannya tidak mungkin dilakukan di APBD 2017. Pasalnya sejauh ini pemilik warung penerima hibah dan bansos berjaringan belum mengajukan proposal. “Iya tidak bisa dieksekusi. Otomatis kan (untuk pengajuannya, red) harus ada proposal,” tuturnya.
Diakui oleh Anas, proses persiapan menjadikan warung kopi berjaringan ini masih belum kepada Disperindag Jember. “Prosesnya masih dilakukan di Dinas Koperasi dan UMKM Pemkab Jember.Dinas Koperasi ini melakukan tahapan pembinaan dan pelatihan kepada para calon penerima tersebut. Kamipun meningggu, kalau dirasa sudah siap, nantinya mereka (penerima hibah)  akan mengajukan proposalnya ke Disperindag,” tuturnya.
Karena, untuk penyediakan alat dan barang kemungkinan besar dilewatkan melalui OPD Disperindag Jember. Baru kemudian proses itu bisa dijalankan. Terkait dengan waktu pelaksanaannya, Anas tidak berani memastikan. Termasuk apakah program ini akan kembali lagi dimasukkan dalam program pembiayaan di Perubahan APBD 2017 nantinya. “Proposalnya kan belum siap. Semoga saja di perubahan APBD 2017,” tuturnya.
Pasalnya, selain proposal, pihaknya juga harus melakukan verifikasi awal terhadap para calon penerima sebelum dimasukkan dalam KUAPPAS PAPBD 2017. Jika tidak demikian, dikhawatirkan akan senasib dengan ratusan bahkan ribuan proposal lainnya yang mengajukan hibah bansos di APBD 2016.
Sementara itu, Bupati Jember Faida juga sempat menyinggung masalah proposal ini usai Rapat Paripurna Laporan Pertanggungjawaban APBD 2016 beberapa waktu lali. “Hibah-hibah yang tidak ada proposalnya. Meskipun angka ada di anggaran, tidak bisa direalisasikan. Kami tidak berani mengambil resiko,” tegas Faida. [efi]

Tags: