Promo Diskon Ongkir, Pelanggan pun Nggak Jadi Ngacir

Pemilik Ayam Gepuk Togog, Hary Setiawan saat melayani pesanan melalui mitra driver Gojek.

Inovasi Gojek Ringankan Beban UMKM di Masa Pandemi

Masa pandemi Covid-19 membuat nafas kehidupan UMKM pun terasa sesak, bahkan sebagian harus gulung tikar. Beruntung Gojek memberikan bantuan ‘nafas buatan’ berupa promo dan kebijakan yang meringankan beban UMKM sebagai mitranya.
Hasilnya, bisnis kuliner Ayam Gepuk Togog milik Hary Setiawan yang sempat menurun omzetnya itu, kini perlahan menggeliat kembali.

Achmad Tauriq Imani-Bhirawa

”Orang kalau melihat saya, mungkin terlihat nyantai karena saya hanya keluar masuk rumah saja. Padahal saya sibuk menyiapkan masakan untuk orderan para driver Gojek,” tutur pelaku bisnis kuliner Ayam Gepuk Togog, Hary Setiawan saat ditemui Bhirawa di kawasan Perumahan Prambon Asri, Ds Boboh, Kelurahan Menganti, Kabupaten Gresik, Minggu (18/10).
Bergabung menjadi mitra Gojek sejak awal 2018 lalu, Ayam Gepuk Togog Pedes Poll, Ekstra Kol Goreng ini mulai mencoba peruntungannya. Pelan namun pasti Ayam Gepuk ‘Togog’ mulai dikenal masyarakat melalui promosi Gojek. Dan di tahun awal 2019, Ayam Gepuk Togog mulai merasakan hasilnya.
“Saya kewalahan menangani permintaan dari pembeli melalui online. Para driver Gojek online pun sampai mengenal keluarga saya seperti keluarga dan pendapatan saya pun mencapai Rp 700 ribu untuk perharinya,” ujar Hary dengan senyum riang.
Di saat itu, Ayam Gepuk Togog pun mampu bersaing dengan kuliner-kuliner sejenisnya yang mengandalkan bahan utama yakni ayam di sekitar kawasan Menganti. Namun kejayaan tersebut tak lama dinikmati karena di awal tahun 2020 terjadi pandemi Covid-19.
“Benar-benar sangat berpengaruh, pendapatan saya langsung turun 50 persen. Tiap bulan pemesanan pun mulai turun berlahan-lahan. Beruntung kemudian gojek merespon kondisi ini dengan memberikan diskon ongkos kirim (ongkir) yang sangat membantu kami,’ tutur Hary mengisahkan masa-masa sulitnya.
Tidak mensia-siakan kesempatan tersebut Hary pun mempertahankan harga paket Ayam Gepuk Togog yakni untuk paket lengkap Rp 25 ribu terdiri dari nasi, ayam gepuk, tahu tempe, pete serta lalapan dan untuk reguler Rp 20 ribu terdiri nasi, ayam gepuk plus lalapan.
“Harga tidak kami naikkan atau turunkan, kami tetap mengambil harga tengah dari bahan utama ayam. Karena harga kebutuhan pokok khususnya ayam masih tidak stabil alias naik turun, dari itu saya ambil harga tengahnya saja. Yang terpenting bagi saya adalah tetap menjaga rasa, kualitas, kemasan dan ciri khas khususnya di sambal yang memiliki cita rasa bukan asal pedas, Yang terpenting juga adalah menjaga protokol kesehatan,” katanya. Dan hasilnya mulai dirasakan Hary meskipun tidak seperti sebelum pandemi Covid-19. “Alhamdulillah, perhari bisa mencapai pendapatan Rp 300 ribu, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kami sangat berterima kasih kepada Gojek karena sudah membantu promosi kuliner kami. Dari Gojek inilah akhirnya Ayam Gepuk Togog dikenal orang. Awalnya mereka membeli secara online kini offline namun untuk pengirimannya kadang mereka minta dikirim para driver Gojek melalui GoSend,” terangnya.
Hary pun berharap Gojek bisa mempertahankan layanan untuk para kuliner sehingga dapat membantu UMKM kuliner.
“Sering-sering membuat promo yang dapat memberikan keuntungan bagi pengusaha kuliner seperti kami inilah,” harap Hary sumringah.
Hal senada juga dilakukan oleh Pangsit Mie Ayam 88 Barokah milik Yusuf, ia membuka bisnis kulinernya ini di pertengahan tahun 2018. Namun Yusuf saat itu masih belum mau mempergunakan jasa order online di Gojek. Saat itu, Yusuf masih optimis dengan menjual mie ayamnya secara online, hingga pandemi Covid-19 mulai datang ia masih tetap berjualan secara offline dirumahnya. “Saya takut nanti kewalahan menjual mie ayam kalau daftar di Gojek,” katanya. Hingga masa pandemi Covid-19 memasuki bulan ke 7 barulah, bisnis kuliner Yusuf ini didaftarkan ke GoFood.
“Ya, supaya ada tambahan pembeli khususnya melalui order online. Alhamdulillah, selama satu minggu ini sudah bisa melayani order online GoFood 15 porsi. Semoga saja melalui GoFood ini orderan mie ayam semakin bertambah setiap minggunya,” ujar Yusuf bersemangat.

Gojek Beri Kontribusi Nyata
Peneliti keuangan dan perbankan Universitas Airlangga Dr Wisnu Wibowo menilai menyatakan platform ojek online bisa menumbuhkan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Wisnu, sebanyak 59 persen masyarakat Indonesia merupakan golongan ekonomi menengah. Kelas ekonomi ini yang seringkali melakukan transaksi via platform ojek online terutama untuk delivery order (DO) makanan.
“Kelas menengah bisa order 25 kali dalam satu bulan karena belanja males. Jadi, pesen makan aja lewat ojol,” jelas Wisnu saat dikonfirmasi Bhirawa, Sabtu (17/10). Apalagi, lanjut Wisnu, di masa pandemi Covid-19 ini dengan adanya imbauan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan adanya kebijakan Work From Home (WFH) oleh beberapa instansi perkantoran, membuat masyarakat akan memilih membelanjakan uangnya di platform ojek online, karena dirasa lebih aman dan praktis.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unair ini menyarankan agar pemerintah bisa menggarap sektor ekonomi tersebut. Salah satu yang bisa dilakukan pemerintah yaitu memberikan subsidi terhadap ongkos kirim makanan untuk delivery order ojek online.
“Pemerintah memberikan subsidi berupa ongkos kirim. Kalau kita beli makanan lewat aplikasi, ongkos kirim itu yang disubsidi oleh pemerintah,” katanya. Dengan memberikan subsidi terhadap ongkos kirim maka akan membuat masyarakat untuk kembali konsumtif.
“Masyarakat akan cenderung konsumtif kembali. Order driver juga banyak. Pendapatan driver akan meningkat. Dengan begitu driver juga akan konsumtif. Mereka akan kredit motor lagi,” katanya. Hal senada juga diungkapkan Ketua Bidang UMKM Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Handito Joewono. Menurut Handito langkah yang diambil perusahaan transportasi daring karya anak bangsa itu sangat positif, mengingat para mitra ojol ini merupakan salah satu yang mengalami penurunan pendapatan lantaran penerapan social distancing.
“Kondisi saat ini besar dampaknya bagi UMKM dan masyarakat kecil. Mitra ojol ini saya anggap sebagai bagian dari UMKM sehingga perlu diperhatikan. Bantuan yang sangat positif itu bahkan secara tidak langsung juga akan membuat ekonomi rakyat kecil terus berjalan,” ujar Handito. Selain itu, Ketua Komite Tetap Pengembangan Ekspor Kadin Indonesia ini menuturkan dengan adanya mitra ojol yang masih memberikan layanannya di tengah kondisi social distancing, hal itu akan turut berkontribusi pada keberlanjutan usaha mitra UMKM, baik yang tergabung dalam ekosistem Gofood maupun usaha kuliner lainnya.
“Dalam kondisi ini, yang diharapkan adalah bagaimana kita saling meringankan beban dan saling membantu. Kita yang bekerja dari rumah saja terbantu dengan adanya layanan dari perusahaan daring ini melalui Gofood-nya. Dengan begitu, semua menjadi ikut membantu UMKM kita untuk tetap semangat dan tetap hidup di tengah situasi ini,” tegasnya.
Chief of Corporate Affairs Gojek, Nila Marita mengaku ikut senang dengan banyaknya mitra gojek utamanya kalangan UMKM yang terbantu dengan program program yang diluncurkannya. Menurut Nila Marita, selain concern dengan UMKM, pihaknya juga memberi perhatian besar terhadap
kenyamanan bagi pelanggan di tengah pandemi global COVID-19 dengan memperkenalkan inisiatif Jaga Kesehatan, Kebersihan dan Keamanan atau dikenal dengan J3K. Inisiatif J3K ini juga merupakan upaya Gojek dalam memastikan seluruh ekosistem termasuk mitra dan pelanggan dapat tetap beraktivitas dan menjalani keseharian dengan produktif.
“Sejak awal pandemi, Gojek telah melakukan berbagai penyesuaian yang mengedepankan aspek kesehatan pada setiap layanan. Memasuki tatanan hidup baru, Gojek terus berinovasi untuk mendukung masyarakat menjalankan kesehariannya dengan mengedepankan tiga aspek utama, yaitu kesehatan, kebersihan, dan keamanan. Inovasi ini kami rangkai dalam sebuah inisiatif besar yaitu J3K. Inisiatif ini kami hadirkan tanpa ada pembebanan biaya tambahan karena kami percaya bahwa rasa aman dan nyaman harus diberikan kepada setiap mitra, pelanggan, dan masyarakat luas,” jelas Nila Marita.
Salah satu inisiatif utama Jaga Kesehatan adalah mewajibkan pengecekan suhu tubuh bagi mitra driver di 200 titik Posko Aman J3K di berbagai kota besar, serta kewajiban pengecekan suhu tubuh bagi karyawan mitra usaha GoFood. Gojek secara konsisten juga memberikan informasi prosedur kesehatan kepada pelanggan melalui shuffle card di aplikasi Gojek.
“Gojek juga fokus mengembangkan layanan GoMed sehingga kini pelanggan dapat membuat janji melakukan rapid test COVID-19, di samping juga bisa membeli vitamin, obat-obatan, membuat janji tatap muka dengan dokter dan lain sebagainya yang terkait layanan kesehatan, bekerja sama dengan layanan Halodoc,” kata Nila Marita.
Salah satu mitra driver Gojek, Dodik juga sangat mendukung dengan adanya J3K yang diterapkan oleh Gojek. “Jadi sebelum saya aktifkan akun harus melakukan verifikasi wajah dulu dengan menggunakan masker demi kebaikkan para customer. Untuk satu minggu sekali kami juga di lakukan cek suhu dan penyemprotan kendaraan,” katanya.
Hanya Dodik berharap, dengan adanya J3K ini bisa menambah jumlah pelanggan yang menggunakan jasa mitra driver ini.
“Apa yang kami lakukan ini sudah benar-benar aman untuk para pelanggan hanya saja order yang kami terima ini berkurang tidak paling banyak tiga order tidak seperti dulu. Entah memang benar-benar masih sepi atau memang lagi dibagi dengan para driver Gojek yang lain,” ujarnya.

———- *** ————

Tags: