Promosikan Unggulan Daerah, Wali Kota Ikut Berlenggok di Karpet Merah

Wali Kota Mas'ud Yunus bersama istri menjadi peraga dadakan sedang berjalan di atas karpet merah.  Salah satu peserta berpakaian unik.

Wali Kota Mas’ud Yunus bersama istri menjadi peraga dadakan sedang berjalan di atas karpet merah. Salah satu peserta berpakaian unik.

Festival Batik di Kota Mojokerto
Kota Mojokerto, Bhirawa
Parade fesyen batik dalam bentuk Festival Batik helatan Pemkot Mojokerto bertajuk Batikku Batikmu digelar di Jalan Raya Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Minggu (7/6) kemarin. Ratusan peserta mengenaan pakaian batik aneka model berjalan di atasĀ  karpet merah sepanjang 800 meter yang digelar di tengah jalan.
Di ajang festival tahun ketiga ini, batik khas Kota Mojokerto kembali disandingkan dengan corak batik berbagai daerah di Jawa Timur. Berbeda dengan festival sebelumnya, kali ini festival batik digarap lebih apik. Karya perorangan dan karya kelompok kategori festival, kantor dan carnival lebih ditonjolkan.
Mengawali fasyen batik, petinggi Pemkot Mojokerto secara berpasangan dimulai dari wali kota dan istri, wakil wali kota dan istri serta pejabat setingkat SKPD hingga lurah dengan istri atau suami masing-masing didaulat menjadi model dadakan yang melangkah di hamparan karpet merah sepanjang 800 meter.
Parade para pejabat Pemkot Mojokerto ini disusul dengan parade tim penggerak PKK, Dharma Wanita dan kelompok pengajian Al-Umahat binaan Mas’ud Yunus. Sementara 450 peserta fesyen parade ini, dari usia balita hingga dewasa beradu piawai berbusana batik khas berbagai daerah.
Beragam mode busana dengan beragam kreasi bernuansa batik disuguhkan di hadapan ratusan penonton yang sejak pagi hari sudah memadati kawasan Surodinawan.
Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus mengatakan, parade batik ini melibatkan pegiat batik, seniman dan pelajar ini merupakan agenda tahunan. Tahun ini adalah tahun ketiga. “Tujuannya, selain untuk mempromosikan batik khas Kota Mojokerto, juga untuk mengembangkan wisata budaya,” imbuhnya.
Selain itu, juga untuk menjalin kerjasama dengan daerah lain dalam hal pengembangan batik yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
“Melihat kreasi dan penampilan peserta, batik Kota Mojokerto layak bersanding dan bersaing dengan batik-batik daerah lain,” kata Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus usai membuka acara garapan Disporabudpar Kota Mojokerto tersebut.
Batik bagi Kota Mojokerto kini tidak saja menjadi produk unggulan, namun juga menjadi simbol penyemangat pembangunan. “Batik merupakan akronim, Bersih, Aman, Tertib, Indah, Kekeluargaan,” ujarnya.
Akronim Batik ini bagi Kota Mojokerto, lanjut Mas’ud Yunus, adalah untuk hidup membiasakan budaya bersih, lingkungan yang aman, tertib dan indah serta diliputi suasana kekeluargaan. “Semakin banyak warga Kota Mojokerto yang mengenakan batik, maka batik kita akan semakin dikenal. Dengan demikian maka akan terjadi peningkatan kesejahteraan perajin batik hingga mampu mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi, khususnya perdagangan batik,” pungkasnya. [kar]

Tags: