Prospek Persemaian Bibit Palawija Ditengah Pandemi Covid-19

Pusat persemaian bibit aneka pohon buah dan bibit tanaman palawija yang dikembangkan Zeni di pekarangan rumahnya di Kecamatan Arjasa Situbondo. [sawawi]

Pesanan Turun, Tapi Tetap Optimis Kembali Normal
Sawawi, Bhirawa
Ditengah pandemi virus corona atau Covid-19 dalam beberapa bulan ini, tak hanya menghantam sendi perekonomian semata. Sektor pertanian juga terkena imbas, meski tidak terlalu besar dampaknya. Salah satu yang ikut merasakan dampak adanya pandemi corona adalah pusat persemaian bibit buah dan bibit palawija milik Zeni warga asal Desa Kedungdowo Kecamatan Arjasa Situbondo. Selain mengalami penurunan pemesanan, jumlah pelanggan dari luar daerah mulai menyusut.
Pagi itu, cuaca Desa Kedongdowo Kecamatan Arjasa Situbondo sedikit mendung. Cuaca sejuk seperti itu menambah indah saat memasuki jalanan pedesaan. Apalagi dikanan kiri jalan desa setempat banyak ditumbuhi tanaman padi yang masih hijau nan ranum.
Sekilas sepasang mata semakin betah memandangi kawasan desa yang penuh dengan aneka tanaman. “Arah Desa Kedungdowo terus saja lurus, mas. Nanti ada pertigaan pertama belok kanan,” sahut salah satu warga setempat bernama Panji.
Kata Panji, meski cuaca sedikit panas, kadang kala di Desa Kedungdowo diterpa hujan. Namun tensi hujan saat dibulan Mei 2020 ini tidak sederas saat puncak hujan di bulan Pebruari. Cuaca seperti ini, menurut Panji, cukup mendukung usaha bagi kaum petani di Desa Kedungdowo. Termasuk juga bagi prospek pusat persemaian aneka bibit buah dan bibit tanaman palawija juga bagus utuk dikembangkan. “Situbondo kadang panas, mas. Kadang juga sesekali diterpa hujan,” ujar Panji.
Setelah cukup lama mencari alamat pusat persemaian bibit buah dan bibit tanaman palawija milik Zeni di Desa kedungdowo, akhirnya sampai juga ditempat tujuan. Disana, diterima oleh pemilik persemaian bibit bernama Zeni. Oleh Zeni, langsung diajak ke pusat persemaian yang tak jauh dari pekarangan rumahnya.
Zeni, dilingkungan setempat memang lama dikenal punya usaha aneka bibit tanaman buah dan bibit tanaman palawija. “Misalnya seperti bibit pohon mangga, buah kelengkeng, buah jambu dan bibit buah yang lain,” tegas Zeni.
Karena beberapa bulan ini sedang dilanda wabah Corona atau Covid-19, lanjut Zeni, ia banyak berkonsentrasi kepada usaha tanaman bibit palawija. Diantaranya seperti bibit cabai, terong, padi dan aneka bibit yang lain.
Selain hanya menyedot biaya yang tidak terlalu besar, membuat persemaian bibit palawija lebih ringan dari pada persemaian bibit tanaman buah. “Termasuk untuk biaya perawatannya juga sangat simpel. Salah satunya harus mendapatkan pasokan air yang cukup,” ujar Zeni.
Sejak ada virus Corona melanda Indonesia, terang Zeni, jumlah orderan atau pemesanan dari pelanggan mulai mengalami penurunan cukup drastis. Sejak ada wabah Covid 19, pelanggannya mulai sedikit menyusut. Kondisi ini dimaklumi Zeni, karena warga saat ini lebih memilih fokus kepada pemberdayaan ekonomi keluarga.
“Ya biasanya kalau bulan bulan seperti sekarang yang membeli bibit sudah mulai banyak. Tapi sejak ada wabah Corona, pelanggan semakin berkurang,” ulas Zeni.
Dalam catatan Zeni, pelanggannya tak hanya dari lokal Kabupaten Situbondo saja. Pelanggan dari luar daerah, seperti dari Kabupaten Banyuwangi, Jember dan Bondowoso, juga banyak yang menjadi mitra utama usaha pembelian bibit persemaian milik Zeni.
Ia tidak paham sampai kapan kondisi normal akan kembali datang sehingga usahanya yang sudah cukup lama ia rintis kembali bergairah. “Saya pasrah saja mas, melihat kondisi saat ini. Saya juga tidak tahu sampai kapan virus corona ini akan berakhir,” ulas Zeni.
Namun dirinya sebagai warga desa yang memiliki usaha kecil tetap mengaku optimis, kondisi akan cepat pulih seperti sediakala. Harapan dan optimisme Zeni itu terus digalakkan sehingga orang kecil seperti Zeni bisa kembali melanjutkan usahanya.
Selain menjadi petani di desa juga, Ia juga tenaga pengajar di sebuah lembaga pendidikan di kompleks pondok pesantren di Kecamatan Arjasa Situbondo. “Setelah selelsai mengadi sebagai tenaga pengajar saya kembali melihat lahan tanaman pertanian. Tidak luas lahannya, namun sangat cukup kalau ditekuni,” pungkas Zeni.
Jiman, salah satu Asper BKPH Prajekan Bondowoso yang juga memiliki usaha persemaian bibit tanaman buah mengaku senada dengan kondisi yang dialami Zeni, pemilik usaha persemaian bibit yang ada di Desa Ketowan Kecamatan Arjasa Situbondo. Jiman juga mengakui, lahan persemaian miliknya yang ada di Kecamatan Arjasa tidak berkembang seperti sebelum ada wabah corona.
“Tapi tetap saya rawat mas. Agar nanti kalau sewaktu waku dibutuhkan tinggal memungut saja,” tegas pria asli kelahiran Banyuwangi itu. [sawawi]

Tags: