Surawi
Ada gula ada semut, gambaran itu sangat pantas diberikan kepada Kabupaten Bojonegoro. Sebagai wilayah yang memiliki sumber timah hitam, Bojonegoro sekarang ini menjadi incaran luar negeri untuk bekerjasama melakukan eksploitasi minyak dengan pemerintah setempat. Tak hanya itu, warga di luar Bojonegoro juga tertarik untuk bekerja di sana sekaligus mendirikan dunia hiburan seperti diskotik atau hotel untuk melayani para tamu asing.
Karena itu, menurut Anggota DPRD Jatim Surawi mulai sekarang Pemkab Bojonegoro dengan dibantu para politikus yang duduk baik di DPRD Kab Bojonegoro dan DPRD Jatim harus melakukan perlindungan bagi warga asli Bojonegoro agar tidak tersisih dari pada pendatang. ”Untuk melindunginya bisa menggunakan alat seperti Perda. Dengan begitu warga asli Bojonegoro, khususnya mereka yang dekat dengan proyek eksploitasi mendapat perlindungan berupa pemberian kemudahan untuk mendapatkan akses bekerja di perusahaan tersebut,”tambah vokalis dari Partai Demokrat (PD) ini.
Ditambahkannya, apa yang menjadi pemikirannya ini mengaca pada kasus yang ada di Papua yaitu Freeport dan Newmont. Di mana di sana banyak warga lokal yang tidak direkrut oleh perusahaan sehingga mereka membuat kegaduhan. Ini bisa dimaklumi karena sebagai warga yang memiliki wilayah, justru mereka tidak mendapatkan akses yang benar untuk mendapatkan pekerjaan. ”Nah agar permasalahan di Papua tidak terjadi di Bojonegoro, maka kami akan mendorong eksekutif dan legislatif di sana untuk segera melakukan proteksi,”papar pria yang masih terlihat energik di usianya yang ke-61 tahun ini.
Apalagi diketahui dari hasil eksploitasi minyak, PAD Bojonegoro mampu meraup Rp 4 triliun. Ini merupakan PAD kabupaten terbesar di Jatim. Karenanya tak heran perekonomian di sana sangat menggeliat dan semua ini harus diiringi dengan kebijakan pemerintah yang bersifat melindungi rakyatnya lewat kearifan lokal. Bahkan tidak sampai di situ saja, sudah saatnya pendidikan dan kesehatan digratiskan demi rakyatnya pula. [cty]
