Protes Proyek Jalan Tol, Warga Tembokrejo Blokir Jalan

Warga saat melakukan aksi unjuk rasa dengan memblokir jalan di batas Kota dengan Kabupaten Pasuruan, Selasa (10/7). Mereka menuntut agar kerusakan jalan secepatnya diperbaiki. Lantaran selain merugikan perekonomian, kesehatan warga sekitar terancam akibat menghirup debu yang berterbangan. [Hilmi Husain]

Jalan Rusak dan Berdebu, Balita Derita Sesak Nafas
Pasuruan, Bhirawa
Ratusan warga dari Kelurahan Tembokrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan melakukan aksi unjuk rasa di Jalan KH Agus Salim, tepatnya di batas Kota dengan Kabupaten Pasuruan. Mereka menuntut agar kerusakan jalan di daerahnya cepat diperbaiki. Selain merugikan perekonomian, kesehatan warga sekitar terancam akibat menghirup debu yang berterbangan. Kerusakan jalan dikarenakan imbas adanya proyek strategis nasional di Kota Pasuruan.
Tak kunjung ada perhatian dari pihak terkait, membuat warga langsung memblokir jalan KH Agus Salim. Pemblokiran jalan dilakukan dengan cara membakar ban hingga menutupinya dengan kayu dan batu. Pantauan Bhirawa dilokasi, warga bahkan mencegat semua dump truck yang melintas. Mereka lalu meminta, muatan pasir yang dibawa truk, di uruk ke tengah jalan.
Salah satu warga dilokasi, Didik mengatakan aksi unjuk rasa dilakukan sebagai bentuk kekesalan warga terhadap pihak pelaksana proyek Tol Pasuruan-Grati, karena sekitar 8 bulan jalan bagian selatan Kota Pasuruan rusak parah.
“Jalan rusak parah ini akibat dilewati truk-truk besar proyek tol Pasuruan-Grati. Yang lebih ironi lagi, sampai sekarang tidak diperbaiki. Terkesan truk-truk itu tak mempunyai dosa, hanya lewat dengan muatan penuh tanpa mempertimbangkan efek buruk bagi warga sekitar. Terus terang saja, aktifitas kami sangat terganggu,” teriak Didik, Selasa (10/7).
Selain aktifitas warga terganggu, debu yang dihasilkan jalan rusak tersebut membuat warga sekitar harus dilarikan ke RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan untuk mendapatkan perawatan ekstra. Ia adalah Ulul Asmi, (1), warga Kelurahan Tembokrejo, RT 3, RW 1.
“Asmi dinyatakan menderita sesak napas oleh dokter karena menghibup debu diarea tempat tinggalnya. Asmi juga dirawat di RSUD dr Soedarsono sebanyak dua kali. Pertama saat puasa Ramadan dirawat 1 minggu dan kedua, usai lebaran dirujuk kembali dan dirawat selama 10 hari. Makanya ini sangat membahayakan keselamatan umat dan semua truck-truck yang membawa sirtu tol mulai saat ini dilarang melewati jalan ini,” tegas Rahmad, warga lainnya.
Usai berorasi dan memblokir jalan, mereka melanjutkan aksi ke kantor kelurahan Tembokrejo. Sampai di kantor kelurahan, warga menuntut agar pihak tol di datangkan. “Kami tak ingin bertemu dengan pihak kelurahan. Yang kami inginkan adalah langsung bertemu dengan pihak pelaksana tol. Supaya kami disini bisa melabraknya secara langsung,” teriak Rahmad.
Sementara itu, Manajer Konstruksi dari PT Wijaya Karya (Wika), Ardiansyah menyatakan pihaknya akan mengintruksikan kepada semua supir truck untuk melewati ke kawasan Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan. Atau melalui jalur utama kelas I.
“Mulai besok, seluruh seluruh lalu lintas mulai Truk, Dump Truk, Tronton tidak akan saya lewatkan Pengkol hingga Tembokrejo. Sebagai gantinya melewati kawasan Pohjentrek atau Pleret sesuai dengan kelas jalannya, kelas satu,” urai Ardiansyah.
Ia menegaskan untuk perbaikan jalan yang rusak dan berdebu secara sementara akan dilakukan pembenahan. Termasuk juga menyiram debu di jalan rusak. “Sampai proyek selesai kita akan melakukan pembenahan secara sementara, sambil menunggu perbaikan secara permanen dari Pihak Kota dan Kabupaten. Terkait kesehatan, kami mempunyai CSR kesehatan. Karena warga mintanya dilakukan di kantor kelurahan, kami mengabulkan permintaan warga,” kata Ardiansyah. [hil]

Tags: