Prov Jawa Timur Kekurangan Tenaga Bidan

073956pSurabaya, Bhirawa
Sampai saat ini Jatim masih kekurangan tenaga kesehatan di sektor kebidanan Dari jumlah bidan yang terdata di Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim saat ini jumlah bidan di Jatim sebanyak 16.236 orang. Sedangkan data dari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jatim, jumlah bidan di Jatim sebanyak 17.000 orang.
Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono mengatakan, dengan jumlah penduduk mencapai  38 juta jiwa, ketersediaan tenaga bidan di Jatim sangat minim. Idealnya jumlah tenaga bidan di Jatim sebanyak 38.582 orang dan sampai saat ini baru mencapai 17 ribu orang. Setidaknya dalam satu Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di berbagai pelosok Jatim membutuhkan hingga 10 tenaga bidan, atau dalam satu desa terdapat hingga lima tenaga bidan yang melayani masyarakat.
Harsono mengatakan, minimnya tenaga bidan dibeberapa puskesmas dan rumah sakit disebabkan belum maksimalnya pemerintah daerah kabupaten/kota dalam merekrut tenaga bidan. Kebanyakan permerintah daerah lebih mengutamakan pengangkatan dokter umum daripada tenaga bidan.
Jika dilihat perbandingan antara rumah sakit dengan puskesmas di Jatim lebih banyak puskesasnya, akantetapi dalam realitasnya perekrutan tenaga bidan sangat minim.
”Jika dilihat penerimaan tenaga bidan di masing-masing daerah tidak lebih dari 10 orang dan angka ini sangat minim jika dibandingkan dengan penerimaan pegawai lainnya,” jelasnya.
Harsono mengungkapkan, keberadaan bidan di beberapa puskesmas dan rumah sakit sangat berperan penting dalam pelayanannya, sehingga puskesmas dan rumah sakit yang minim bidan pelayanannya tidak akan maksimal. Bidan mempunyai peran penting diantaranya adalah melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (antenatal care), melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin (postnatal care), menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir (kunjungan neonatal care), mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin di wilayah kerja puskesmas
Selain itu memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan kebidanan, melaksanakan pelayanan keluarga berencana ( KB ) kepada wanita usia subur, melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil resiko tinggi, mengupayakan diskusi Audit Maternal Perinatal (AMP) bila ada kasus kematian ibu dan bayi, melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu.
”Jika dilihat tugasnya keberadaan bidan sangat penting dalam memberikan pelayanan di puskesmas dan rumah sakit,” tambahnya.
Harsono meminta dengan keterbatasan jumlah bidan di Jatim diharapkan pemerintah setempat memperhatikan penerimaan dalam formasi CPNS. ”Memang untuk merekrut tenaga bidan menjadi CPNS tidak mudah karena harus disesuiakan dengan kemampuan dan keuangan daerah. Jika pemerintah setempat memilki PAD banyak maka perekrutan CPNS bidan dapat diperbanyak,” ucapnya singkat. [dna]

Keterangan Foto: Tenaga bidan profesional inilah diharapkan bisa mengisi kekurangan di pelbagai daerah di Jawa Timur. [dna/bhirawa]

Tags: