Provinsi Jawa Timur Diharapkan Pelopori Holding Koperasi

Kota Malang, Bhirawa
Untuk menguatkan, keberadaan Koperasi, sudah seharusnya dilakukan holding, yang merupakan penggabungan atau kerjasama antara koperasi yang ada di Jawa Timur. Apalagi di Jawa Timur ini, memiliki beberapa koperasi bersekala besar.
I wayan Dipta, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, di sela-sela menghadiri, Rapat Koordinasi Fasilitasi Peningkatan Kemitraan Usaha Koperasi Usaha Kecil dan Menenggah (KUKM) Dinas Koperasi dan UKM Povinsi Jawa Timur, di Hotel Savana Malang, Kamis (7/12) kemarin mengutarakan, Jawa Timur memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor holding koperasi.
Ia menyebut, di Jawa Timur ada beberapa Koperasi yang memiliki aset yang sangat besar, seperti Koperasi Karep di Bojonegoro dan Koperasi Setia Budi Wanita di Malang. Dua koperasi ini asetnya jika dijadikan holding bisa mencapai 400 miliar. “Masih banyak lagi, koperasi besar di Jawa Timur, kalau mereka membangun sebuah holding, maka keberadaannya akan semakin kuat. Selain itu jika membutuhkan akses perbankan maka sangat mudah,” tuturnya.
Pihaknya lantas menyatakan, tidak akan memaksa masyarakat untuk membuat holding koperasi. Tetapi sudah selayaknya mereka memiliki kesadaran diri. Karena dengan kesadaran masyarakat, maka holding Koperasi akan tumbuh dengan baik.
Ia mencontohkan, kesadaran holding dibangun oleh Koperasi Tugu Gunung, Koperasi Saweran, dan Koperasi Kosayu, holdingnya, PT. Persudaraan Jaya Mandiri, saat ini, telah mampu mengembangkan usahanya. “Usha yang dilakukan semakin berfariatif, termasuk membuat pertokoan-pertokoan, untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Jadi holding Koperasi ini jika dilakukan, dampaknya sangat dahsyat untuk perekonomian Indonesia,” tuturnya.
Pihaknya juga menambahkan, kualitas koperasi d tahun 2018 ini akan ditingkatkan bukan kuantintas, sesuai deegan informasi didaerah, kalau ada koperasi yang tidak berkembang akan dilakukan pembinaan. “Sejak Pak Menteri dilantik, tugas utama yang dilakukan beliau adalah, meningkatkan kualitas koperasi, bukan memperbanyak jumlah koperasi. Karena jumlah Koperasi yang ada sudah cukup banyak, tinggal meningkatkan kualitasnya saja,” imbuhnya.
I Wayan Dipta, menambahkan saat ini jumlah Koperasi di Indonsia, adalah 212.000 buah. Dari jumlah tersebut sebanyak 152.000, atau 70 persen termasuk kategori aktif, sedangkan 30 persen perlu direhap. “Kalau masih mungkin direhap maka akan kita perbaiki, bisa jadi mereka dimarger atau dibubarkan. Sedangkan untuk menangani koperasi yang bermasalah, pengawasanya akan lebih diperketat,” timpalnya.
Apalagi saat ini, Kementrian Koperasi juga sudah melakukan kerjasama, dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan perbankkan supaya tidak ada koperasi yang nakal seperti koperi pandawa. Dari 152.000 koperasi yang aktif ini, terdapat 30.000.000 anggota, dengan aset total sekitar Rp. 266 trilyun, makanya Pemerintah akan terus melakukan pembinaan agar Koperasi-koperasi di Indonesia ini terus berkembang.
Secara khusus, pihaknya berharap hasil pertemuan pada rapat kordinasi Akrindo ini, mampu merumuskan konsepbaru, yang memunculkan adanya holding-holding koperasi, dari jaringan Koperasi di Jawa Timur. [mut]

Tags: