Proyek Intranet Rp 1 Miliar Tak Maksimal

intranetBondowoso, Bhirawa
Proyek pengadaan jaringan privat (intranet) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, hingga saat ini tidak berfungsi dengan maksimal. Padahal proyek yang bertujuan mempermudah input data ini sudah menelan dana hampir Rp 1 milyar yang bersumber dari APBD Kabupaten.
Kepala Bagian Humas Pemkab Bondowoso, Haeriyah Yuliati  mengatakan, program jaringan privat tersebut sudah bisa dimanfaatkan meski hanya terbatas pada panggilan video (video call).  Menurutnya, fungsi utama pembangunan intranet untuk mengakses data dari setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) belum bisa dilakukan.
”Setelah dianggarkan di APBD 2013 dan 2014 untuk program intranet sudah bisa kita manfaatkan. Meskipun masih terbatas pada video call belum pada taraf akses data. Tahun lalu juga kita sudah tingkatkan kapasitas untuk penambahan alat,” kata Haeriyah, Senin (19/1).
Menurut Haeriyah, hingga saat ini jaringan privat ini baru terpasang di 11 SKPD. Sementara untuk SKPD lainnya belum terpasang karena anggaran yang terbatas. Selain itu, minimnya operator juga menjadi kendala lain pemanfaatan jaringan intranet ini. “Sudah ada beberapa operator yang kita berikan pelatihan, namun memang masih harus ditingkatkan lagi agar 2015 bisa berfungsi dengan optimal,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang operator intranet di Dinas Pendidikan Bondowoso, Mala Hartanto mengaku selama ini jaringan intranet tersebut kurang berfungsi. Hal ini dikarenakan jaringan tersebut hanya digunakan untuk video call saja.
Bahkan Mala mengaku belum mengetahui cara melakukan input data menggunakan jaringan tersebut.   “Di Dinas Pendidikan hanya saya yang mendapatkan pelatihan, hanya saja untuk input data belum katanya masih dalam perencaaan. Kalau benar bisa digunakan untuk itu, mungkin akan lebih bermanfaat,” kata Mala Hartanto.
Sementara itu ketua LSM Jack Center Agus Sugiarto SH MH menganggap apa yang dilakukan pemkab Bondowoso tersebut sia-sia karena tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang. Seharusnya menurut agus sebelum melakukan sesuatu dilakukan kajian yang matang bahkan melalui uji coba. “Saya menganggap ini sia-sia, karena semua tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang dan tanpa uji coba”, katanya.
Upaya pemkab menurut Agus memang cukup positif, yaitu mempermudah akses data dan komunikasi yang murah dan mudah di internal baik antar SKPD maupun instansi internal. Namun kenyataannya malah tidak bias dioperasikan dengan maksimal. “Idenya bagus, tapi kenyataannya malah hanya menambah sederet invntaris yang tidak berfungsi sesuai keinginan”, pungkasnya. [mb7]

Tags: