Proyek Jembatan Kedungasem Siap Dikerjakan, Polisi Rekayasa Lalin

Jembatan Kedungasem yang ambrol segera dibangun.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Probolinggo, Bhirawa
Proyek pembangunan Jembatan Kedungasem yang menghubungkan Probolinggo dengan Kabupaten Lumajang akan dilaksanakan pada mulai 20 Februari 2021 nanti. Terkait hal itu arus lalu lintas melalui jembatan tersebut ditutup total dan kendaraan akan dialihkan ke jalur alternatif. Hal ini diungkapkan Kanit aka Satlantas Polres Probolinggo, Iptu I Nyoman Harayasa, Senin (8/2).

“Berdasarkan hasil rapat dengan sejumlah instansi terkait, direncanakan penutupan akan dimulai hari ini Senin (8/2),” katanya.

Nantinya, jalur kendaran kecil dan sedang yang bertujuan ke Lumajang- Jember dari jalur utara akan dialihkan ke jalur Jalan Raya Ronggojalu atau pertigaan sinto ke selatan. Begitu juga dengan arus kendaraan dari selatan bisa melintasi jalur tersebut dengan tujuan Situbondo, Bondowoso, Banyuwangi.

“Namun jika kendaraan berat yang melintas di Jalan Raya Dringu arah timur akan dialihkan ke Jalur Lingkar Utara Kota Probolinggo,” papar dia.

Ditegaskannya, selama masa pembangunan Jembatan Kedungadem maka dua jalur akan ditutup total hingga proyek tersebut selesai dibangun. “Pengguna jalan dalam masa pembangunan diharapkan bisa mencari jalur alternatif yang sudah diarahkan oleh petugas nantinya,” ujarnya.

Pejabat Pembuat Komitmen Kementerian PUPR Balai Besar Jalan Nasional Wilayah VII, Ida Bagus Putu Jaladi membenarkan jika proyek pembangunan jembatan tersebut akan segera dimulai. “Dalam proses pembangunan jalur kendaraan akan ditutup, termasuk soal proses pemindahan pipa PDAM yang ada di bawah jembatan sebesar 8 dim juga diupayakan. Kami sudah berkoordinasi dengan semua instansi yang ada,” tuturnya.

Kontraktor pengerjaan pembangunan jembatan, General Manajer PT Feva, Agus Heri Istanto mengatakan pengerjaan proyek itu terhitung sejak 26 November 2020 lalu.

“Karena ada beberapa hal yang menjadi kendala tersebut yakni soal pemindahan pipa PDAM yang ada di jembatan tersebut , ini butuh proses dan koordinasi dengan antar intansi,” lanjutnya.

Sesuai perencanaan, pembangunan jembatan baru tersebut memiliki lebar 14,20 meter x 25,80 meter. “Jadi selama seminggu kedepannya akan dilakukan sosialisasi termasuk uji coba penutupan dan pengalihan arus lalu lintas pada Senin depan,” ungkapnya.

Jembatan Kedungasem yang berada di Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo itu ambrol pada penyangganya pada (2/5) 2020 lalu. Hingga kini, dilakukan pemasangan jembatan bailey sementara yang dipasang beberapa bulan lalu agar pengguna jalan dapat melintasinya. Wap

Lebih lanjut dikatakannya, pipa air milik Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Bayuangga Kota Probolinggo, di bawah Jembatan Kedungasem, Kota Probolinggo, belum juga dipindah. Padahal, pembangunan jembatan yang ambruk karena termakan usia ini akan segera dimulai. Bahkan, sampai kemarin belum menemukan solusi yang pasti.

Guna memastikan pelayanan terhadap konsumen Perumda tidak terganggu, Kamis (4/2) sejumlah pejabat terkait meninjau langsung ke lokasi. Di antaranya, dari PPK BBPJN VIII Jawa Timur; kontraktor pelaksanan dari PT Pepa Indonesia; Perumda Air Minum Bayuangga Kota Probolinggo; Dishub Kota dan Kabupaten Probolinggo; serta Satlantas Polresta dan Polres Probolinggo.

Usai rapat koordinasi, sejumlah pihak meninjau langsung dua pipa Perumda. Yakni, pipa berukuran 18 dim di samping jembatan dan pipa 8 dim yang berada di bawah jembatan.

General SuperManager PT Pepa Indonesia Agus Heri Istanto mengatakan, kontrak kerjanya terhitung mulai 26 November 2020 hingga 25 Juni 2021. Namun pengerjaan proyek dengan anggaran Rp 8 miliar ini belum digarap. Sejauh ini masih terhambat pipa Perumda di bawah jembatan.

“Kendalanya masih menunggu pipa PDAM (Perumda) ini. Soalnya ini kan antarinstansi, baik PDAM, PUPR, dan BBPJN. Kalau kami langsung bongkar, nanti malah timbul masalah. Karena memang antarinstansi, maka prosesnya tidak bisa cepat,” ujarnya.

Pembongkaran direncanakan akan dimulai pada (20/2). Pihaknya berharap saat itu pipa air di bawah jembatan itu sudah dipindah. “Untuk pemindahan itu tanggungan PDAM dan PUPR. Katanya mau dianggarkan sendiri. Terlepas dari proyek pengerjaan jembatan ini,” katanya.

Untuk pipa 18 dim dimungkinkan masih bisa tetap di lokasi semula. Namun, nantinya konstruksinya akan diperkuat. “Pipanya akan diperkuat. Jika ada galian otomatis konstruksi pipa akan terganggu. Jika tidak dilakukan penguatan dan terjadi masalah, kami juga yang repot,” tandas Agus.

Pihaknya berharap tidak ada perpanjangan waktu dalam proses penggarapannya. Sehingga, pipa itu sudah dipindahkan sebelum jembatan mulai dibongkar. “Dengan kondisi demikian, meski ada perpanjangan waktu, kami tidak dikenakan penalti. Namun kami berharap agar sampai ada perpanjangan waktu,” harapnya.

PPK BBPJN VIII Jawa Timur Ida Bagus Putu Jeladi mengatakan, karena pipa Perumda itu berkaitan dengan pelayanan masyarakat, pengerjaannya juga perlu berhati-hati. “Kami terus berkoordinasi terkait pembangunan karena ada pipa yang gabung dengan jembatan. Untuk pipa 8 dim nantinya akan ditutup total. Namun untuk yang 18 dim masih bisa berfungsi,” ujarnya.

Plt Kabag Hubungan Pelanggan Perumda Air Minum Bayuangga Kota Probolinggo Erang Budi Cahyono membantah tudingan jika pipanya menjadi penghambat proyek ini. Dalam kegiatan ini, pihaknya juga hanya melakukan pendampingan.

“Ini tergantung dari balai besar. Mudah-mudahan pipa yang besar tidak sampai tergeser. Kalau (pengerjaan) molor atau lainnya, saya pikir penyebabnya bukan semata dari PDAM (Perumda), soalnya sana (pihak pelaksana) juga berhati-hati karena berkaitan dengan pelayanan masyarakat,” paparnya.

Menurutnya, terkait pipa itu sejauh ini masih dalam tahap koordinasi dengan BBPJN. Termasuk masalah biaya dan teknis pemindahannya. Erang mengatakan, jika pipa itu terputus, hampir 50 persen pelanggan akan terdampak. Pihaknya berharap pipa yang berukuran 18 dim tidak sampai dipindah. “Dua-duanya (pipa 8 dan 18 dim) merupakan saluran utama,” tambahnya.(Wap)

Tags: