PSBB Kesempatan untuk Menata Diri

Dr Andik Matulessy MSi

Dr Andik Matulessy MSi
Pemerintah telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Termasuk di Jawa Timur. Tiga daerah yang akan diterapkan PSBB mulai besok (hari ini) adalah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Adanya penerapan PSBB ini akibat penyebaran Covid-19 yang masih meningkat. Alhasil, banyak perantau terpaksa harus membtalkan niatnya untuk pulang kampung.
Bahkan, biasanya kegiatan selama bulan ramadhan, seperti ngabuburit, taraweh dan tadarus pun juga ditiadakan. Menanggapi hal ini, Pakar Psikologi Klinis Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Dr Andik Matulessy MSi menuturkan kondisi seperti itu, tidak hanya melanda Indonesia. Melainkan juga semua negara. Adanya pandemi Covid juga memberikan dampak ke semua orang.
“Jadi jangan kemudian berfikir hanya diri sendiri saja yang terkena dampak tersebut. Dampak pandemi yang mengharuskan orang tinggal di rumah atau kos bagi perantau. Karena itu ini harus menjadi peluang untuk melakukan banyak hal yg tidak bisa dilakukan selama ini, misalnya istirahat, membaca buku atau novel yg selama ini jarang dibaca, berkomunikasi dengan teman-teman lama (alumni) atau keluarga yg selama ini jarang di hubungi,”urainya.
Selain itu, ketua gugus tugas Covid-19 untuk layanan psikologi Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) menambahkan kesempatan PSBB juga menjadi peluang untuk mempelajari kembali semua hal yang jarang menjadi fokus seperti mengulang bahan-bahan kuliah, bagi mahasiswa yang tertahan di Surabaya. Bisa pula menata semua file yang berserakan di komputer, laptop, flashdisk.
“Jadi momen ini menjadi kesempatan menata banyak hal yang selama ini dilupakan,”lanjutnya.
Waktu puasa, lanjut dia, adalah kesempatan untuk mendekatkan diri ke Allah SWT tanpa ada gangguan dibandingkan saat sebelum pandemi.
Andy sapana akrabnya juga menambahkan perantau bisa lebih fokus ibadah, tidak lagi banyak membicarakan hal negatif saat berkumpul, bisa meningkatkan pengetahuan tentang agama dan tentunya tidak banyak energi yang dikeluarkan saat di rumah.
“Puasa pada saat pandemi akan membuat puasa lebih bermakna,” lanjutnya.
Ia juga mengingatkan walaupun jauh dari keluarga harus tetap berkomunikasi secara intens dengan orang tua lewat voice call atau video call. Saling menguatkan karena orang tua juga harus stay di rumah.
“Saling menguatkan ini akan menjadi energi positif untuk meningkatkan imunitas tubuh,”pungkasnya. [ina]

Rate this article!
Tags: