PSHT Harus Jadi Produsen Atlet Nasional

Para pendekar PSHT saat memperingati malam satu suro di Padepokan PSHT yang berada di Madiun. [wawan triyanto]

Surabaya, Bhirawa
Sebagai salah satu perguruan pencak silat terbesar, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) selama ini tidak pernah berhenti mencetak atlet nasional. Bahkan ada beberapa yang sudah meraih prestasi internasional.
PSHT mencanangkan tahun 2018 sebagai tahun prestasi, peluang itu semakin terbuka karena Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games yang digelar di Jakarta. Bahkan perguruan yang berpusat di Madiun itu juga akan terus menggelar kejuaraan tarung bebas khusus warga PSHT.
Setelah digeber pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia, cabang olahraga (cabor) pencak silat akan kembali dipertandingkan pada ajang Asian Games 2018. Kabarnya, pecak silat akan mempertandingkan 16 nomor dan memperebutkan 16 medali emas.
“Targetnya, 2018 adalah tahun emas bagi pesilat PSHT, mereka yang punya bakat menjadi atlet harus bisa meraih prestasi di ajang Asian Games. Kami berharap PSHT terus menjadi produsen atlet berprestasi,” kata Dewan Cabang PSHT Surabaya Aliadi Ika saat ditemui pada acara peringatan malam satu suo di Padepokan PSHT Madiun, Kamis dini hari (21/9).
Selain mengincar prestasi di Asian Games 2018, mantan Ketua Harian IPSI Jawa Timur (Jatim) ini menambahkan, PSHT ingin menggalakkan program tarung bebas. Nantinya akan dilakukan seleksi per wilayah. Para pendekar yang mewakili wilayah akan diadu pada level yang lebih tinggi.
Mantan Ketua Cabang PSHT Surabaya itu menambahkan, ada dua pola tarung bebas. Pola pertama adalah pertandingan tujuh ronde dengan tiga juri dan satu wasit. Mereka bermain di atas ring selama dua menit per ronde. “Seperti di MMA itu,” ucap salah satu pengurus KONI Jatim tersebut.
Yang kedua adalah pola tiga babak. Masing-masing babak berlangsung selama tiga menit. “Tapi semuanya tanpa body protector alias tanpa pelindung. Mereka juga harus menggunakan jurus dan teknik dari PSHT. Ini sebenarnya sudah dilaksanakan sejak dulu, jauh sebelum MMA booming,” tutup Aliadi. [wwn]

Tags: