PSSI Siapkan Badan Pembinaan Suporter

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama Ketua Umum PSSI, Muhammad Iriawan, serta manajemen dan sporter tim liga 1 asal Jatim. [adit hananta utama]

Khofifah Ajak Sporter Bangun Sikap Loyalis Konstruktif
Surabaya, Bhirawa
Aksi anarkis oknum sporter yang kerap terjadi diharapkan dapat terus diredam. Sebab, dampak negatif dari aksi anarkis selalu merugikan, baik untuk klub maupun daerah yang di tempati pertandingan. Sehingga PSSI segera mendirikan badan pembinaan sporter.
Ketua Umum PSSI, Muhammad Iriawan menuturkan, menjelang musim liga 1 digelar, pertemuan antara sporter menjadi penting. Salah satunya yang dilakukan antara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dengan manajemen dan sporter tim yang akan bertandang di Liga 1. Apalagi Jatim memiliki tim paling banyak dalam Liga 1 mendatang.
“Menjadi hal serius dalam catatan kami, karena akan sangat merugikan bagi klub, daerah, nasional maupun di mata dunia ketika sporter itu anarkis. Kita tak bisa menampik ketika dunia memberi predikat sporter kita demikian,” tutur pria yang akrab disapa Iwan Bule tersebut saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Minggu (9/2).
Terkait hal ini, Iwan menegaskan, sejak dia berikhtiar maju sebagai Ketua PSSI, dirinya memiliki misi membentuk badan pembinaan atau pemberdayaan klub dan sporter. Agar terus menekan tingkat anarkis di kalangan sporter sepak bola.
“Selama ini ulah oknum sporter mengakibatkan kerugian cukup besar bagi klub maupun wilayah. Jika ada masalah pada sporter, yang kena sanksi klubnya,” tutur Iwan.
Belum lagi sporter nasional, lanjut dia, ketika Timnas Indonesia main di Negara Malaysia, PSSI didenda Rp4,5 miliar ketika menyalakan flare. ”Jadi kami harap sporter maupun manajer berpikir lebih dalam jika akan melakukan tindakan anarkis,” ungkap dia.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menuturkan, industri bola merupakan industri yang luar biasa di dunia. Dia mencontohkan antaran Manchester United (MU) dan Manchester City yang berada dalam satu kota. Loyalitas sporter di antara keduanya mengkristal. ”Kristalisasi sporter bagus tapi harus tetap dijaga secara konstruktif. Tanpa loyalitas dan dedikasi rasanya hambar sepak bola,” tutur Khofifah.
Kendati demikian, bagaimana loyalitas itu dapat berseiring dengan konstruktif. Kembali Khofifah menyebut, rekonsiliasi yang bisa dibangun antara Jackmania dan Bobotoh diharapkan dapat di replikasi di Jatim. Sehingga antara yang sedang bertanding di lapangan dengan sporter dapat seiring.
“Saya menikmati sporter memanage grupnya. Ketika Piala Presiden, Persebaya dan Arema bertemu sehingga diputuskan ada kandang dan tandang. Di situ, masing-masing tidak bisa menonton saat tandang. Arema tidak boleh menonton di Surabaya, begitu juga Bonek tidak bisa menonton di Malang,” pungkas Khofifah. [tam]

Rate this article!
Tags: